Mohon tunggu...
Ismail Wekke
Ismail Wekke Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kota Sorong, Papua Barat

Membaca dengan bertualang untuk belajar mencintai Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mempersiapkan Diri Merebut Beasiswa

16 September 2012   06:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Memburu beasiswa memerlukan ketekunan. Di samping itu tentu beasiswa tidak sesuai untuk semua orang. Dimana persyaratan untuk mendapatkannya sudah diatur oleh lembaga pemberi beasiswa. Bukan karena profil kita yang tidak bagus, tetapi tidak sesuai dengan harapan lembaga yang menyalurkan beasiswa. Untuk itu, ketika melamar satu beasiswa maka diperlukan beberapa persiapan, antara lain:

Pertama, memahami keinginan lembaga donor.  Beasiswa seperti Fulbright diperuntukkan untuk studi di Amerika Serikat, sementara AusAID dialokasikan untuk Australia. Demikian pula lembaga-lembaga lain seperti British Council yang menggelontorkan beasiswa Chevening Award, tentu ditujukan untuk kuliah di Inggris Raya. Oleh karena itu ketika mendapatkan satu informasi beasiswa maka kita terlebih dahulu mengerti informasi seutuhnya. Lalu kemudian mencoba memenuhi persyaratan beasiswa tersebut.

Kedua, mengisi formulir dengan teliti. Bahkan jika kita tidak memiliki tulisan tangan yang bagus dan rapi ketika menuliskan formulir yang harus diisi dengan tulisan tangan, maka kita perlu meminta bantuan kawan atau orang lain yang punya tulisan lebih bagus. Dengan kerapian tulisan di formulir akan memberikan kepercayaan sekaligus mendukung bahwa informasi yang dibutuhkan organisasi yang menyeleksi beasiswa akan dipenuhi dengan jelas. Dalam mengisi formulir, maka sebelum kita mengisi pada tahap akhir, lebih bagus diphotocopy lalu diisi dengan pensil. Setelah itu kemudian diverifikasi untuk dituliskan secara sempurna. Ini tahap awal yang menentukan kelanjutan tahap berikutnya.

Ketiga, lengkapi dengan dokumen pendukung yang diminta. Ketika sebuah tempat penyeleksi beasiswa mengeluarkan pengumuman maka formulir yang diminta untuk dikirimkan selalu harus dilampiri dengan dokumen tambahan. Untuk itu, teliti dengan baik apa yang diperlukan. Sebagai contoh, jika diminta mengirimkan ijazah yang sudah dilegalisir, maka tentu copy ijazah yang kita sampaikan harus sudah dilegalisir. Termasuk photo dengan ukuran tertentu yang diminta, maka ukuran itu yang harus dikirimkan. Bukan yang lain. Kekurangan akan satu dokumen akan berakibat aplikasi kita tidak akan diproses.

Keempat,periksa alamat tujuan dan alamat pengiriman. Kadang borang beserta dokumen yang kita kirimkan tidak sampai di alamat tujuan karena kekuranglengkapan penulisan alamat. Untuk itu, di saat mengirim dokumen periksa kembali alamat yang dituju lalu tuliskan juga nomor telpon penerima. Sehingga ketika kurir mengantarkan dokumen dan tidak mendapatkan alamat yang dituju, sang kurir dapat menelpon penerima. Demikian juga alamat kita untuk mengirimkan balasan. Beberapa kejadian, surat yang ditujukan untuk calon penerima tidak sampai karena ketidakjelasan alamat. Sehingga surat tidak sampai. Satu hal juga adalah ketika mengirim, maka bandingkan beberapa perusahaan pengirim. Berapa lama waktu pengiriman patut diperhatikan. Termasuk fasilitas pengecekan online (dalam jaringan) yang bisa diakses untuk mengetahui status pengiriman dokumen.

Terakhir, tandatangani formulir. Satu hal kecil yang kadang terlupa adalah menandatangani formulir yang dikirimkan. Tentu panitia penyeleksi tidak akan memproses aplikasi yang kita kirimkan tanpa kita bubuhkan tanda tangan pada kertas tersebut. Kelihatannya sepele, tetapi ini menunjukkan bahwa data-data yang kita tuliskan sudah kita verfikasi dan kita setujui.

beberapa beasiswa diberikan justru tidak melalui seleksi terbuka. Maka ini bisa didapatkan informasi dengan menghubungi kantor internasional (international office) universitas yang kita minati. Persiapan untuk beasiswa sejenis ini adalah dengan merampungkan proposal penelitian. Professor yang akan membimbing tentu memerlukan informasi riset apa yang akan kita teliti. Dengan demikian, sebelum mengontak universitas yang kita tuju, maka persiapan proposal harus lebih dahulu sudah selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun