Mohon tunggu...
Ismail Wekke
Ismail Wekke Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kota Sorong, Papua Barat

Membaca dengan bertualang untuk belajar mencintai Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bangkok ke Siem Reap: Demi Sebuah Pengalaman

16 Januari 2014   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah urusan utama selesai, ada waktu beberapa hari untuk melihat suasana lain di luar Bangkok. Ada dua pilihan Triangle Golden di Chiang Rai dengan melintasi Laos dan Myammar, atau perjalanan ke Kamboja sampai ke Ho Chi Min. Hanya saja, suasana politik Bangkok yang panas karena adanya demonstrasi membuat peringatan untuk mengecek kembali transportasi. Kemungkinan ada kendala, karena demonstran menutup beberapa ruas jalan. Setelah mengecek ke beberapa orang, akhirnya memutuskan untuk menempuh rute ke Kamboja sampai Vietnam.

Urusan yang paling pertama adalah memeriksa alat transportasi untuk sampai ke perbatasan Thailand dan Kamboja. Kalau menggunakan kereta, memerlukan waktu yang lebih lama. Begitu juga dengan bis. Maka, mencoba mengecek harga tiket dengan van dan itu sudah sampai ke Siem Reap. Beberapa travel menyodorkan harga 600 Bath, setelah keliling mencari informasi sebagai perbandingan, akhirnya membeli dengan harga 250 Bath. Transportasi sampai ke perbatasan menggunakan van selanjutnya dari Poipet di Kamboja ke Siem Reap menggunakan bis.

Waktu tempuh dari Bangkok ke perbatasan sekitar 4 jam. Begitu juga dari Poipet ke Siem Reap. Tidak termasuk waktu menunggu di dua imigrasi Thailand dan Kamboja. Sepertinya, antrian berjalan lambat ketika memasuki wilayah Kamboja. Kerap pula para petugas bercakap walaupun sudah ada wisatawan yang berdiri tegak di depat loket. Tidak hanya itu, mereka kadang meninggalkan tempatnya sambil sesekali juga perlu melihat aturan imigrasi. Mungkin belum ada dalam sistem imigrasi, terutama melihat berapa hari visa yang akan diberikan kepada pengunjung dari negara tertentu.

Jika memerlukan visa bagi beberapa negara, mereka harsu membayar 20 USD. Itupun perlu tambahan 200 Bath untuk kantong petugas. Rombongan wisatawan yang menggunakan biro perjalan sudah memasukkan ini dalam komponen pembiayaan sehingga mereka mempunyai jalur khusus. Tidak perlu antri berjam-jam dengan petugas yang lambat bekerja. Setelah selesai distempel seorang lagi petugas akan memeriksa paspor itu. Berdiri dekat pintu sebelum memasuki tanah Kamboja. Hanya saja dia bertuas sesuka hati, tanpa standar tertentu. Kadnag ada juga yang tidak diperiksanya kalau dia terlewat pandang dengan lintasan seseorang.

Sementara dari jendela ruangan imigrasi, terlihat petugas yang mengawasi gerbang bertuas dengan ogah-ogahan. Bahkan mereka saling bercanda dan bermain-main sambil saling mengejar kadang-kadang. Akibatnya, gerobak atau mobil yang akan melintas perlu menunggu beberapa waktu sampai dilihat oleh petugas. Ini sudah di area wilayah Kamboja. Agak susah awalnya membedakan wilayah Thailand dan Kamboja karena ada wilayah bebas yang mencapai puluhan meter. Sejak keluardari bangunan imigrasi Thailand, ada jarak yang panjang. Bahkan berdiri kokoh dua bangunan hotel dan kasino. Agak susah mencari imigrasi Kamboja karena bangunannya kecil dan terselip diantara hotel dan kasino tanpa petunjuk sama sekali.

Truk-truk besar melintas dari Thailand ke Kamboja. Sementara arus balik hanya gerobak yang digunakan. Itupun dengan menggunakan tenaga manusia, bukan dengan mesin. Ada ketimpangan arus barang kedua negara ini. Melihat bangunan imigrasi saja sudah dapat dibandingkan. Kecepatan pelayanan yang juga berbeda karena teknologi yang digunakan tidak sama. Walaupun sudah menggunakan aplikasi e-visa bagi wisatawan yang memerlukan visa untuk masuk ke Kamboja tetap saja pungutan liar merajalela.

Dari bangunan imigrasi ke terminal bis di Poipet disediakan bis gratis. Seorang petugas dengan bahasa Inggris yang fasih memberikan informasi awal. Begitu tiba di terminal Poipet, semua informasi disajikan dalam bahasa Inggris. Layanan penukaran uang dan juga beberapa kantin tersedia. Kamar kecil yang bersih tanpa bayaran sama sekali juga berada di sisi bangunan.

Perjalanan dari Poipet ke Siem Reap ditempuh lebih pendek. Kata Nuruddin yang berasal dari Turki jalanan sekarang relatif lebih baik dibanding dua tahun lalu sehingga waktu tempuh berkurang. Tepat 19.30 bis memasuki kota Siem Reap, seorag penjemput yang dikirim oleh penginapan sudah siap. Dengan hanya melihat stiker yang ditempel petugas sejak masih di Poipet langsung mengenali dan mengajak berangkat ke hotel. Perjalanan ini memberikan pengalaman, paling tidak walau dengan fasilitas yang tidak memadai tapi karena mampu mengemas informasi destinasi wisata yang menjadi perhatian dunia, semua itu diabaikan. Sekali lagi, hanya untuk sebuah pengalaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun