Mohon tunggu...
Ismail Wekke
Ismail Wekke Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kota Sorong, Papua Barat

Membaca dengan bertualang untuk belajar mencintai Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aksi Shut Down: Bangkok Bergembira

13 Januari 2014   19:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak oposisi Thailand mengepung kota terutama di enam titik yang menjadi persimpangan utama Kota Bangkok dengan misi Shutdown Bangkok Restart Thailand.  Tujuan utama dari demonstrasi ini untuk menggagalkan rencana pelaksanaan pemilu yang dijadwalkan pada 2 Februari 2014 dan tuntutan untuk membentuk Dewan Rakyat yang bertugas melaksanakan pemilu 18 bulan berikutnya. Parlemen sudah dibubarkan dan Rajapun sudah merestui pembubaran ini.

Hanya saja demonstran yang digalang oleh Suthep Thaugsuban tidak puas dengan hanya pencapaian sampai di sini.  Bersama dengan delapan orang rekannya, 2013 lalu Suthep menyatakan keluar dari parlemen dan mulai memimpin anti pemerintah dari jalanan, setelah sebelumnya berusaha menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah berkuasa. Hanya saja mosi itu tidak berhasil, karena parlemen dikuasai para pendukung pemerintah.

Sejak Jumat (10/1) rombongan kecil demonstran sedikit demi sedikit berkumpul memenuhi jalan-jalan tempat  demonstrasi dilaksanakan. Jalanan dibatasi dengan karung-karung pasir sekaligus ditambah dengan ban-ban bekas. Sekaligus mulai pula bertebaran penjual kaos kuning yang menjadi simbol perlawanan kepada pihak penguasa. Pagi hari Senin (13/1), mereka mulai meneriakkan tuntutan kepada Perdana Mentri. Di Victory Monumen, selama ini menjadi pusat pangkalan bis sepi dari kendaraan umum. Terparkir hanya van-van sewaaan yang membawa para pendukung oposisi. Mereka datang dengan inisiatif sendiri menyerukan Perdana Mentri berkuasa segera turun dan menyerahkan mandat kepada Dewan Rakyat.

Aksi diiisi dengan nyanyian dan juga tepukan meriah. Semua bergembira walaupun menyerukan tuntutan turun. Mereka bersukaria dan mengambil gambar. Wartawan nasional dan asingpun berdiri tidak jauh dari kerumunan massa. Bendera Thailand dikibar-kibarkan, sempritan dan terompet dibunyikan. Sementara dapur umum sibuk mempersiapkan makanan untuk para demonstran. Ada pula yang membagikan air minum botol dari atas mobil.

Beberapa penjual makanan yang berada di kawasan Masjid Darul Aman Bangkok menyatakan "Thaksin is very veru bad bvad" sebagai ungkapan kenapa mereka harus turun untuk menyatakan penolakan terhadap rencana pemerintah. Beberapa kelompok demonstran datang dari Selatan, dan bahkan setiap wilayah mengirimkan perwakilannya masing-masing. Dengan mengenakan pelbagai atribut yang banyak dijual di pinggir jalan, mereka kemudian saling menyapa dan memberi semangat.

Bis-bis yang biasanya menyesaki jalanan bangkok tidak beroperasi, universitas memilih libur, dan kantor-kantor pemerintahan tertutup. Sepertinya misi Shutdown Bangkok mulai berhasil. Hanya saja, Perdana Mentri Yingluck Shinawatra tetap tidak mau memenuhi tuntutan demonstran, hanya saja dia menawarkan waktu untuk berdiskusi dengan tim dari kantor Perdana Mentri. Sampai pukul 18.45 belum ada jawaban dari pihak oposisi mengenai tawaran ini.

Sementara malam mulai menjelang, taksi dan angkutan umum mulai bergerak. Beberapa ojek yang sejak siang sudah menjadi alternatif transportasi. Kereta apipun tetap beroperasi. Demonstran dengan teratur bahkan tetap mengantri untuk membeli karcis sebelum naik kereta. Sepertinya waktu demonstrasi digunakan untuk libur dan bergembira. Pedagang kaki lima tetap berjualan, hanya saja atribut mereka ditambah dengan baju yang bertuliskan "Shutdwon Thailand". Sambil tetap sibuk melayani penjual, mereka membunyikan sempritan dan sesekali bertepuk tangan.

Sementara itu aksi tandingan dengan kelompok yang jauh lebih kecil juga turun. Mereka kemudian diserang oleh kelompok pendukung oposisi. Militer dan polisi yang sudah siap sejak Kamis (9/1)  segera melerai pertikaian dua kelompok. Sekaligus mengamankan pihak pendukung pemerintah daris erbuan massa. Bis yang memuat rombongan itu segera dilarikan.

Selebihnya, suasana masih terkontrol. Tidak ada korban jiwa. Sepertinya hari ini hari festival. Pedagang kaki lima bergembira juga dengan menjual kaos dan atribut demonstrasi. Beberapa pedagang lain juga menjual tenda-tenda yang dapat dipakai para demonstran untuk beristirahat. Mereka semua memilih untuk tetap tinggal dan berkemah dengan kawalan militer dan polisi. Sementara pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia memantau perkembangan situasi sambil memberikan informasi terkini kepada warga Indonesia yang berada di Bangkok dan Thailand.

Walaupun beberapa lokasi ditutup untuk mobil, tetapi motor yang dikemudikan tukang ojek tetap diberi jalan. Beberapa orang dengan sukarela mengatur jalannya kendaraan. mengantisipasi kemacetan, beberapa petugas berdiri untuk memberikan arahan. Sekaligus dibantu oleh beberapa orang untuk turut mengatur jalannya lalu lintas yang mulai menumpuk.

Sementara itu, pihak militer tetap berusaha untuk netral dalam situasi ini. Tidak ada pernyataan apapun yang disampaikan para tentara kecuali berusaha untuk tetap menjaga situasi dan keamanan. Demonstran menrencanakan untuk menguasai gedung-gedung pemerintahan mulai besok Selasa (14/1) sekaligus menghalangi para pegawai untuk tetap berkantor. Sepertinya polemik politik tetap akan berkepanjangan. Pihak-pihak yang berseteru belum menemukan titik temu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun