[caption id="attachment_355545" align="aligncenter" width="512" caption="memandang ke laut"]
![14091179751153894204](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14091179751153894204.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Sepanjang pantai di pulau Waigeo menjadi bukti betapa dengan kearifan lokal ini memberikan sumbangsih bagi terjaganya segala sumber daya alam yang ada. Sementara itu, Pulau Arborek menjadi percontohan dari sekian banyak pengelolaan pulau yang berbasis pada kearifan lokal serta sinergitas semua unsur yang ada. Pelibatan lembaga swadaya masyarakat, aparat pemerintahan, pendidikan, biorakrat, dan warga secara bersama-sama membangun kesepahaman untuk pengelolaan laut yang lebih baik. Dampaknya, semua juga kembali ke masyarakat dengan ikan yang melimpah dan datangnya wisatawan untuk turut menikmati keindahan alam.
Keramahtamahan Papua
Papua sejatinya menyimpan keramahtamahan. Hanya media saja yang tidak menggambarkan itu dalam pelbagai liputan. Akibatnya, citra Papua kadang diasosiasikan dengan kekerasan dan ketertinggalan. Padahal, seorang anggota masyarakat adat tidak akan pernah berani untuk menebang pohon dimana dia tidak menjadi bagian hak ulayat tanah itu. Sehingga seorang anggota suku Kokoda yang tinggal di Kota Sorong lebih memilih untuk pulang ke Inawatan di Kabupaten Sorong Selatan demi mendapatkan sagu. Itu karena Kota Sorong merupakan area tanah yang dimiliki secara adat oleh suku Moi.
[caption id="attachment_355541" align="aligncenter" width="512" caption="menyambut tamu"]
![1409117401346254944](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1409117401346254944.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Padahal perjalanan dari Sorong ke Inawatan memerlukan waktu berhari-hari. Kesediaan seperti ini, menunjukkan bagaimana masyarakat Papua yang senantiasa menjadikan adat sebagai pegangan, tradisi, dan jalan hidup. Termasuk dalam memperlakukan tamu. Letak Papua yang merupakan wilayah persinggahan memberikan kesempatan untuk interaksi dan perjumpaan dengan banyak kalangan. Akibatnya, mereka terbiasa menerima tamu dan selalu saja memperlakukan tamu itu dengan cara terbaik.
Setiap masyarakat adat selalu saja menjadikan tamu sebagai raja. Menempatkan mereka dalam pengamanan yang tertinggi. Tidak satupun tamu yang terbiar dan mengalami kemalangan. Sehingga dengan konflik dan keadaan genting seperti apapun itu, tidak pernah ada cerita seorang pendatang dalam hal ini tamu mengalami perlakukan kekerasan. Bahkan hal sekecil apapun itu seperti pencopetan. Beginilah cara mereka menerima tamu, menghargai, dan memberikan perlindungan.
[caption id="attachment_355542" align="aligncenter" width="512" caption="penyambutan di Waisai"]
![14091176011469392362](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14091176011469392362.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Perjalanan Selanjutnya Kemana?
Dari Raja Ampat destinasi selanjutnya yang dapat dicapai terbuka pintu kemana saja. Dari Kota Sorong dapat menjelajah sampai ke pelosok Papua Barat. Tambrauw, Bintuni, dan Maybrat tidaklah kalah menariknya. Sementara Teminabuan juga menyimpan keelokan yang juga sangat alami dengan limpahan air segar yang mengalir dari sungai-sungai.
Tidaklah lengkap kalau hanya sampai di Raja Ampat. Keindahan pelosok Ayamaru dan Aifat memberi sebuah pengalaman baru yang tidak sebanding dengan daerah lain. Bahkan mungkin ini hanya satu-satunya yang ada di jagad raya ini.
[caption id="attachment_355543" align="aligncenter" width="512" caption="dasar laut"]
![1409117723416470956](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1409117723416470956.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Menjelajahi Indonesia tak akan pernah habisnya. Untuk itu, tujuan-tujuan pilihan dapat dieskplorasi terlebih dahulu melalui web informasi pariwisata sehingga dapat menyesuaikan dengan minat masing-masing, salah satu sumber informasi dapat diakses melalui web Travel Indonesia dengan tautan di http://www.indonesia.travel.