Mohon tunggu...
Iswara Rusniady
Iswara Rusniady Mohon Tunggu... Human Resources - Pustakawan

sekedar mencoba berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulang Tahun IPI di Tengah Pandemi Covid-19

9 Juli 2020   14:50 Diperbarui: 24 Juli 2020   14:48 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari ini 7 Juli 2020, para Pustakawan dan pengelola perpustakaan di Indonesia tengah berbahagia, karena mereka tengah merayakan Ulang Tahunnya. "Happy birthday, selamat ulang tahun Pustakawan Indonesia." Para pustakawan Indonesia yang tergabung dalam wadah organisasi profesi kepustakawanan  yaitu  IPI,  pada tanggal 7 Juli 2020 ini merayakan Ulang tahun yang ke 47 tahun.

Setiap tanggal 7 Juli, telah ditetapkan dan disepakati sebagai Hari Pustakawan Indonesia. Ditetapkannya 7 Juli sebagai Hari Pustakawan, erat kaitannya dengan adanya peristiwa pada tanggal 7 juli 1973, dimana  para ahli perpustakaan Indonesia berkumpul, mengadakan  kongres, untuk memperjuangkan keberadaan  pustakawan  Indonesia, dalam  himpunan suatu wadah yang dinamakan IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia). Hari yang sangat bersejarah bagi insan yang bekerja di bidang perpustakaan dan informasi, serta  berkecimpung di dunia perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Menurut sejarah kelahirannya IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) seperti dituturkan Profesor Dr. Sulistyo Basuki, pada acara Webinar Pustakawan,  7 Juli 2020 di Perpusnas, bahwa ikatan pustakawan Indonesia,  sebelum Indonesia Merdeka, tanggal 16 Agustus 1916 di Batavia telah berdiri "vereeniging tot beverdering van het bibliothekwezen". Setelah Indonesia Merdeka, pada tanggal 25 Maret 1954 telah berdiri perkumpulan ahli perpustakaan seluruh Indonesia disingkat PAPSI, kemudian 7 April 1956 PAPSI berubah menjadi perhimpunan ahli perpustakaan, arsip dan dokumentasi atau disingkat PAPADI.

Kemudian 12 juli 1962  berubah menjadi Asosiasi perpustakaan, arsip dan dokumentasi Indonesia disingkat APADI. Pada tahun 1973, para ahli perpustakaan Indonesia berkumpul di ciawi Bogor mengadakan kongres pustakawan, dari tanggal 5 - 7 Juli 1973. Sejak Kongres Pustakawan se Indonesia itulah, para Pustakawan Indonesia terhimpun dalam wadah organisasi profesi  Ikatan Pustakawan Indonesia disingkat IPI. Dan berdasarkan pada kegiatan Kongres IPI, itulah maka diputuskan setiap tanggal 7 Juli sebagai  hari  pustakawan Indonesia.

Dari 7 juli 1973 - 7 Juli 2020, telah 47 tahun Usia organisasi IPI ini berdiri. Pada peringatan HUT  Pustakawan ini,  sudah tentu para Pustakawan di Indonesia  mengucapkan : Selamat Ulang Tahun IPI dan selamat hari Pustakawan Indonesia. Bertepatan  dengan  Hari Ulang Tahun ke 47 ini, walau ditengah pademi Covid-19, Pengurus IPI bersama Perpustakaan Nasional RI, memanfaatkan momentum Ulang tahun  IPI dengan mengadakan acara Webinar yang mengambil tempat di Perpustakaan Nasional.

Sesuai dengan tema HUT IPI tahun ini, " Pustakawan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang"Seperti diungkapkan oleh Ketua Umum IPI, T. Syamsul Bachri, SH.M.Si,   "Walaupun pada Ulang Tahun IPI kali ini, kondisi bangsa kita tengah menghadapi pademi covid -19, sesuai protokol kesehatan yaitu menjaga kesehatan, menjaga jarak,  selalu pakai  masker dan cuci tangan/pake sanitizer, tetapi tentunya para pustakawan harus lebih bermakna ditengah pademi ini, maka kegiatan seminar kali ini diadakan secara webinar dengan secara online, melalui Zoom. Walupun Peserta pada seminar hanya dibatasi 500 orang, tetapi para anggota IPI dan masyarakat dapat mengikuti webinar melalui Zoom meeting dan youtube Perpusnas. "  Jelas Syamsul Bachri.

Nara sumber Pada Acara Webinar tersebut, selain Prof.Dr. Sulistyo Basuki, juga menampilkan, Presiden IFLA, "International Federation of library associations and institutions," yaitu Cristine Mackenzie dan Dr. Ahmad Syauqie, sebagai Pengurus Daerah IPI Kalimantan Selatan. Pada acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua Dewan Pembina IPI, Selaku Kepala Perpustakaan Nasional RI. Drs. Moch. Syarif Bando, MM.

Pada acara webinar tersebut, Kepala Perpustakaan Nasional sekaligus sebagai pembina IPI, menyarankan dan mengkritisi kinerja program IPI, "IPI jangan  hanya  melakukan  dan  melaksankan  kegiatan  seremonial  saja, tetapi harus  tunjukan kinerjanya" Jelas Syarif Bando.  Kemudian Syarif Bando menyebutkan bahwa sampai saat ini belum terlihat ada progress capaian kinerja dari pengurus IPI,  ini, seperti halnya tentang pembentukan kepengurusan IPI seluruh Provinsi/kabupaten,kota, IPI perlu mengambil bagian dari Tim Penilai kepustakawanan dari seluruh Indonesia, mengambil bagian untuk melaksanakan diklat assesor akreditasi, mengambil bagian dalam mereviu standard perpustakaan Indonesia, mengambil bagian sosialisasi kepustakawanan, terutama pustakawan infasing. Selanjutnya Syarif Bando menandaskan pada pada pustakawan,  supaya para pustakawan "pada masa pademi covid 19 ini, kita masih kurang dalam memberikan kontribusi untuk memberikan informasi tentang peran perpustakaan dimasa pademi covid 19, pustakawan perlu memanfaatkan teknologi informasi, juga harus banyak menuliskan opini diberbagai media massa.   Selain itu juga, mengatakan sebagaimana diamanatkan UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan, UU No.13 tahun 2018 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam, menjadikan pustakawan harus terus mengembangkan diri, terlebih di masa pademi covid 19 ini,  peran pustakawan dan perpustakaannya masih jauh dalam menyajikan informasi atau data." Jelas Syarif Bando.

"Saya ingin pustakawan bisa eksis berselancar dan memberikan informasi dengan menggunakan teknologi. Para pustakawan harus membuka akses informasi, terhadap masyarakat kita yang kekurangan informasi (rendahnya minat baca bangsa). selain itu Pustakawan, selain menghimpun segala sumber informasi, menciptakan desiminasi informasi, tetapi mampu  menghidangkan (menshare) informasi kesetiap masyarkat."Jelas Syarif Bando.

Pade pada webinar tersebut yang tak kalah menarik yaitu paparan dari Presiden IFLA, Cristine Mackenzie,  yang menyampaikan alasan mengapa pustakawan dan perpustakaan membutuhkan asosiasi profesional. " Ditingkat personal tentunya dapat menambah jaringan dan kolega pustakwan serta untuk pengembangan profesinya sebagai pustakwan. Ditingkat nasional, pustawan dapat memberi masukan (input) kepada pemerintah dan legislatif terkait peraturan yang mengatur mengenai perpustakaan. Sedangkan ditingkat internasional pustakwan bisa menyuarakan apapun untuk mengembangkan profesinya," jelas Cristine Mackenzie.

Tak kalah menarik dari Cristine Mackenzie, yaitu ketua PD IPI Kalimantan Selatan,  Dr. Ahmad Sauqi, menyampaikan perkembangan perpustakaan atau dengan mengistilahkannya sebagai wisata literasi. Perkembangan Perpustakaan dari masa lalu sampai masa sekarang. Perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat untuk pusat informasi dan pusat belajar masyarakat. Kemudian perpustakaan harus dapat bertransformasi dari media buku ke media digital, dan bertransformasi layanan digital. Karena kemajuan teknologi dewasa ini yang terus berubah, maka perpustakaan dan pustakawan harus mampu menyesuaikan dengan tuntutan dunia digital ini. Itulah diantaranya yang disampaikan Ahmad Sauqi.

Referensi :


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun