Mohon tunggu...
Iswara Rusniady
Iswara Rusniady Mohon Tunggu... Human Resources - Pustakawan

sekedar mencoba berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pustakawan, Salah Satu Faktor Penting untuk Menjadikan Perpustakaan Sekolah Berkualitas

15 November 2019   14:57 Diperbarui: 20 November 2019   09:12 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perpustakaan sekolah sebagai sarana penting untuk meningkatkan mutu para siswa di sekolah, tidak hanya memerlukan pengembangan kelas dan guru kelas saja, tetapi perlu pengembangan perpustakaan sekolah yang berkualitas, yaitu adanya Gedung/ruang yang memadai, koleksi yang sesuai dengan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan para siswa dan guru. Namun faktor terpenting yang perlu peningkatan yaitu kualitas tenaga pengelola (pustakawan).

Pustakawan berkualitas tinggi merupakan tuntutan  revolusi industri 4.0, yang selain memiliki skill dibidang perpustakaan dan teknologi informasi, serta memiliki semangat kreatifitas dan inovasi, dan yang lebih penting lagi mampu transfer knowledge. Kemajuan teknologi dan akses informasi, tuntutan pemustaka (para siswa) yang beragam, sesuai kemajuan iptek. Kemajuan teknologi informasi(teknologi digital) dan akses informasi,  menuntut transformasi perpustakaan yang disesuaikan dengan kebutuhan para siswa dan guru disekolah.

Perkembangan teknologi informasi sekarang demikian cepat, yang menyebabkan pengaruh pada berbagai sektor, termasuk sektor Pendidikan di sekolah. Saat ini, perpustakaan sekolah, yang baru saja melakukan pembenahan perpustakaan secara konvensional, harus cepat berubah menyesuaikan dengan iptek dan teknologi informasi yang demikian cepat.

Perpustakaan sekolah perlu cepat menyesuaikan dan mengupayakan pembangunan perpustakaan,  dengan lebih menyempurnakan pengelolaan yang semula hanya mengelola bahan pustaka tercetak saja, tetapi kini harus berubah menjadi mengelola pustaka digital, tuntutan ini tidak bisa mengada-ngada, karena generasi milenial (siswa milenial) gandrung pemakaian gadget, jadi mereka lebih memilih informasi secara cepat dan mudah. Karena itulah perpustakaan sekolah perlu mengupayakan pembangunan perpustakaan digital di sekolah, dan mengalokasikan sumberdaya keuangan untuk pengembangan hardware perpustakaan sekolah.

Website perpustakaan sekolah perlu dibangun, sarana telusur informasi (katalog) dari yang semula hanya susunan kartu katalog, tetapi sekarang perlu membangun dan mengembangkan OPAC (online public acces catalogue) perpustakaan sekolah, supaya para siswa dapat menelusur bahan pustaka dengan cepat, serta dapat kunjungan offline dengan ruang yang nyaman, bangku dan perabot yang berkualitas serta menarik. Namun hal itu, bisa terlaksana bila faktor pengelola (pustakawan) yang di sediakan di sekolah memang benar menguasai betul pengelolaan perpustakaan digital, Namun, kalau melihat kondisi umum perpustakaan sekolah yang ada di Indonesia, masih jauh dari apa yang diharapkan, karena sumber daya manusia SDM pengelola perpustkaan (pustakawan) disekolah masih kurang diperhatikan, masih belum dianggap kebutuhanj pustakawan disekolah sebagai prioritas.

Tenaga perpustakaan sekolah yang ada sekarang masih banyak dikelola oleh seorang guru atau tata usaha yang diperbantukan untuk mengelola perpustakaan, jadi kalau hal ini terus-terusan seperti itu kapan kemajuan Pendidikan di sekolah kita akan cepat dapat meningkat. Karena kebutuhan perpustakaan dan pustakawan masih belum dianggap penting.

Coba liat sekarang, dalam penerimaan cpns, ada tidak penerimaan cpns untuk perpustakaan sekolah? Hal inilah yang menjadi persoalan, jika selamanya perpustakaan disuatu sekolah hanya sebagai pelengkap, tidak menjadi kebutuhan utama dan mendasar. Padahal perpustakaan sekolah sebagai heart of education disetiap Lembaga Pendidikan di sekolah.

Untuk membangun perpustakan sekolah yang ideal (seuai standar nasional perpustakaan sekolah) ditengah arus informasi dan di era disrupsi seperti sekarang ini, memang suatu keharusan, jika memang kualitas Pendidikan di Indonesia ingin membaik. Untuk mengelola perpustakaan dan melakukan layananan perpustakaan sekolah yang baik, perlu kualitas sumber daya manusia (pustawan sekolah) yang berkualitas. Hal ini akan menjadi masalah utama bagi perpustakaan sekolah untuk beradaptasi pada situasi baru di era teknologi informasi/teknologi digital ini.

Membangun sebuah perpustakaan sekolah yang ideal (standard) memang itu tidak mudah, tapi juga tidak sulit asal ada komitmen dari para penanggungjawab Pendidikan di sekolah. Barangkali tantangan ruang yang nyaman, bersih dan sejuk dapat diatasi dengan membangun perpustakaan sekolah yang menerapkan teknologi informasi, lengkap dengan soft ware dan hard ware, dan jaringan internet.

Penulis pernah mengunjungi beberapa perpustakan sekolah SMA, SMP, di Bandung,juga beberapa perpustakaan SD, kondisinya masih sangat jauh dari yang diharapkan, karena umumnya, pengelolaannya masih belum menerapkan teknologi informasi perpustakaan, kalau sudah adapun yang sudah menerapkan,tetapi belum berjalan maksimal. Karena memang kendalanya pada SDM penglola perpustakaan itu. SDM pengelola (pustakawan) di sekolah umumnya, tenaga sambilan, tenaga honorer. Jadi sebenarnya kalau mau menjadikan perpustakaan sekolah berkualitas, faktor SDM pengelola (pustakawan) ini yang harus menjadi prioritas untuk segera dihadirkan,  tanpa itu sangat sulit bisa diharapkan perpustakaan sekolah menjalankan fungsinya sebagai penunjang Pendidikan di sekolah.

Perpustakaan sekolah yang ideal dapat dicapai dengan kualitas yang baik, disamping menyediakan sarana dan prasarana, sumber daya koleksi, dan sumber daya manusia. Jika kualitas tenaga pengelola perpustakaan sekolah tidak diperhatikan, rasanya sangat sulit untuk mewujudkan perpustakaan yang ideal, sesuai penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang standar. Apalah artinya Gedung sekolah yang megah bertingkat, jika perpustakaan sekolahnya tak dikelola secara biak dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun