Mohon tunggu...
agus iswanto
agus iswanto Mohon Tunggu... -

GARUDA DI PECISKU. MERAH PUTIH DI DADAKU

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Monumen Pancasila Sakti Sebuah Situs Sejarah

21 Mei 2015   11:16 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 7208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MONUMEN PANCASILA SAKTI SEBUAH SITUS SEJARAH

Oleh : Agus Iswanto

Baran Nguter Sukoharjo Solo Jawa Tengah



MONUMEN PANCASILA SAKTI



A.Pendahuluan.

Berbicara masalah sejarah, maka alam pikiran kita dibawa kepada peristiwa-peristiwa yang dialami manusia yang terjadi di masa lampau.Sejarah mempunyai makna, yakni sejarah sebagai peristiwa atau kejadian itu sendiri dan sejarah sebagai kisah adalah rangkaian dari peristiwa yang disusun dalam bentuktulisan. Sejak diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945,bangsa kita di hadapkan pelbagai rongrongan, baik dari dalam maupun luar negeri.Salah satunya pemberontakan G 30 S/PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965 merupakan wujud usaha mengubah Dasar Negara Pancasila menjadi ideologi Komunis. Sepuluh Pahlawan Revolusi, baik di Jakarta maupun di Yogyakarta menjadi korban kebiadapan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, berkat kesigapan dan kesadaran untuk mempertahankan Pancasila, upaya tersebut mengalami kegagalan. Dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk memperingati saktinya Pancasila tersebut, pemerintah Republik Indonesia menetapkan 1 Oktober sebagai “Hari Kesaktian Pancasila”, berdasarkan Keputusan Menpangad (Menteri Panglima Angkatan Darat) No. Kep/977/9/1966 tanggal 17 September 1966 dan Keputusan Menteri Utama Bidang Pertahanan No. Kep-B-134/1966 tanggal 29 September 1966.

Selain itu, dalam rangka menghormati, menghargai dan mengenang jasa-jasa Pahlawan Revolusi, pemerintah Republik Indonesia juga membangun situs sejarah yang merupakan lokasi penyiksaan dengan sebuah sumur, tempat penguburan tujuh pahlawan revolusi yang dilakukan oleh PKI dalam rupa Monumen Pancasila Sakti. Peletakkan batu pertama pembangunan Monumen Pancasila Sakti dilaksanakan pada 1 Oktober 1967, dan diresmikan 1 Oktober 1972 oleh Presiden Soeharto yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Situs sejarah Monumen Pancasila Sakti diakui sebagai salah satu situs Cagar Budaya kelas A berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.13/PW.007/MKP/05 tanggal 15 April 2005.

B.Monumen Pancasila Sakti : Sebuah Potret Situs Sejarah dan Pemaknaannya.

Monumen Pancasila Sakti di Jalan Raya Pondok Gede Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Sunter yang merupakan tapal batas antara Jakarta dengan Pondok Gede Bekasi Jawa Barat. Sebelah utara berbatasan dengan Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma. Sebelah barat berbatasan dengan Taman Mini Indonesia Indah. Sebelah selatan dengan jarak lebih kurang 2 km adalah Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) yang ada di Cilangkap.

Tradisi kebudayaan Bangsa Indonesia yang selalu mengutamakan keseimbangan nilai-nilai simbolik spiritual. Begitu pula,pembangunan Monumen Pancasila Sakti, hampir setiap unsur bangunan atau benda mengandung makna dalam bentuk, jumlah, ukuran, jarak dan lain sebagainya. Nilai-nilai simbolik diwujudkan dalam bentuk karya seni, berupa bentuk-bentuk ornament bangunan di Komplek Monumen Pancasila Sakti, memiliki makna sebagai berikut:

1.Lapangan Sapta Marga dan Sekitarnya

a.  Pagar Besi Ring I

Areal utama Monumen Pancasila Sakti merupakan areal berpagar besi atau areal ring I. Pagar besi yang mengelilingi komplek Monumen Pancasila Sakti tersebut, dibangun dalam susunan yang mempunyai makna. Jarak dari besi sumbu ke sumbu adalah 17 cm, maknanya tanggal 17 Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tinggi pagar adalah 17 cm dari tanah, maknanya tanggal 17 Kemerdekaan NKRI. Jarak antara kaki tembok dengan besi pagar adalah 8 cm, maknanya bulan Agustus Kemerdekaan NKRI. Tinggi kaki tembok pagar adalah 45 cm, maknanya tahun 1945 Kemerdekaan NKRI. Di atas pagar terdapat motif bunga bakung. Di atas tiang-tiang pagar terdapat motif Garuda Lambang NKRI.

b.  Pintu Ring I

Untuk masuk ke arealinti Monumen Pancasila Sakti melewati “pintu lapangan upacara” dengan permukaan 17 meter, maknanya tanggal 17 Kemerdekaan NKRI. Memasuki pintu lapangan upacara, kemudian menuruni 7 (tujuh) anak tangga, maknanya 7 Pahlawan Revolusi sebagai suatu tanda atau cara menghormati yang harus merendahkan diri dengan menuruni anak tangga. Dalam perjalanannya tersebut, maka setiap pengunjung secara teliti dan tekun mengikuti dan menyelami tiap-tiap anak tangga yang jumlahnya 7 buah sebagai landasan dan jalan esensiil hingga sampai pada daratan luas, yaitu Lapangan Upacara Saptamarga. Tempat untuk melakukan upacara khidmat yang bertujuan, meresapi dan menghayati Kesaktian Pancasila.

c.  Lapangan Sapta Marga

Lapangan rumput hijau di Monumen Pancasila Sakti yang terkenal dengan julukan “Lapangan Sapta Marga”. Upacara Hari Kesaktian Pancasila Sakti menempati Lapangan Sapta Marga. Luas lapangan Sapta Marga adalah ¾ ha. Sebelah selatan lapangan Sapta Marga terdapat pagar batu yang panjangnya 30 meter, maknanya tanggal 30 September 1965 pada saat dimana Bangsa Indonesia lengah. Di pinggir lapangan Sapta Marga sebelah timur, selatan, dan barat terdapat deretan 17 batang yang terdiri 5 pohon filicium, 7 pohon flamboyant, dan 5 pohon filicium, maknanya 17 tanggal kemerdekaan NKRI dan 7 Pahlawan Revolusi serta 5 sila Pancasila.

Tiang bendera yang melengkapi Lapangan Sapta Marga berketinggian 7 meter, maknanya7 Pahlawan Revolusi. Jarak antara tiang bendera dengan pusat lubang sumur maut sejauh 45 meter, maknanya tahun 1945 Kemerdekaan NKRI. Pengibaran Bendera Merah Putih di tiang bendera Sapta marga, hanya sekali dalam setahun, yaitu bertepatan dengan Upacara Hari Kesaktian Pancasila Sakti setiap tanggal 1 Oktoberyang dimulai tahun 1966 sampai sekarang.

d. Gerbang Utama

Dari Lapangan Sapta Marga menuju cungkup sumur maut melalui dua buah bangunan gerbang yang ada di sebelah kanan dan kiri. Tembok bangunan gerbang tersebut, berbentuk persegi yang di atasnya terdapat bentuk penyederhanaan dari dua buah tangan yang menengadah ke langit dengan lima jari terbuka, maknanya penyerahan yang iklas terhadap segala sesuatu yang terjadi pada waktu itu, kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada tembok bangunan gerbang sebelah barat terdapat ukiran teks Pancasila yang menggunakan ejaan Bahasa Indonesia lama. Tembok bangunan gerbang sebelah timur terdapat ukiran teks Sapta Marga yang juga menggunakan ejaan Bahasa Indonesia lama.



GERBANG UTAMA “TEKS PANCASILA”

Antara bangunan gerbang sebelah barat dengan timur terdapat tangga berjumlah 8 buah, maknanya bulan Agustus Kemerdekaan NKRI, dan masing-masing tangga lebarnya 17 meter, maknanya tanggal 17 Kemerdekaan NKRI. Dari bibir anak tangga yang paling atassampai ke bibir anak tangga cungkup sumur maut berjarak 45 langkah yang diwujudkan dengan kotak beton berukuran 1 langkah atau 60 cm, maknanya tahun1945 Kemerdekaan NKRI. Jalur kotak beton dari tangga bangunan gerbang sampai tangga cungkup sumur maut berjumlah 7 buah, maknanya 7 Pahlawan Revolusi yang berkorban demi 17 Agustus 1945 sampai menemui ajalnya di sumur maut Lubang Buaya. Di sebelah kanan dan kiri 7 jalur kotak beton, masing-masingterdapat 5 pohon cemara, maknanya pengorbanan Pahlawan Revolusi mempertahankan Pancasila.

TANGGA GERBANG UTAMA

2.Cungkup Sumur Maut

Cungkup sumur maut, adalah suatu bangunan berbentuk “rumah joglo” yang dibangun di atas sumur maut. Untuk menuju ke cungkup harus melewati tangga yang berjumlah 4 buah, maknanya keempat angkatan dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian. Di sebelah kanan dan kiri tangga cungkup sumur maut terdapat patung makara. Definisi makara adalah patung perwujudan binatang seperti ikan atau kala makara, yang biasanya terdapat pada pintu gerbang candi yang berfungsi sebagai penjaga. Makara di cungkup sumur maut mempunyai sirip samping berjumlah 30 buah yang maknanya tanggal 30, sirip tengkuk berjumlah 9 buah yang maknanya bulan September, sirip badan berjumlah 65 buah yang maknanya tahun 1965, dan sirip belakang berjumlah 7 buah yang maknanya 7 Pahlawan Revolusi yang menjadi korban kebiadapan Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965.

Pada balok sunduk yang membentang antara kedua tiang cungkup sebelah selatan terdapat “Surya Sangkala”. Pengertian surya sangkala adalah perlambang yang menunjukkan arti dari suatu waktu peristiwa.Surya sangkalanya berbunyi Pancasila ngambar trusing bhumi, maknanya Pancasila semerbak meresap ke dalam bumi. Ukiran surya sangkalanya berbentuk gambar-gambar. Pancasila dilambangkan dengan Burung Garuda yang maknanya angka 5 (lima). Ngambar dilambangkan dengan rangkaian bunga, maknanya angka 6 (enam). Trusing dilambangkan dengan lingkaran sinar, maknanya angka 9 (Sembilan). Bhumi dilambangkan dengan bola dunia, maknanya angka 1 (satu). Makna surya sangkala berupa angka-angka, yang kalau disusun berurutan menjadi 5691, dan kalau dibalik menjadi 1965, yaitu tahun peristiwa Pemberontakan G 30 S/PKI.

Cungkup sumur maut disanggah empat tiang.Masing-masing tiang penyanggah terdapat ukiran yang mempunyai makna. Lidah api maknanya semangat perjuangan. Keris berlekuk tujuh maknanya tujuh Pahlawan Revolusi. Bunga maknanya kusuma bangsa. Garuda maknanya keagungan dan kejayaan. Inti makna ukiran yang terdapat di tiang penyanggah cungkup sumur maut, bahwa mengenang kembali perjuangan yang menyala-nyala dari tujuh Pahlawan Revolusi sebagai contoh nyata semangat perjuangan Bangsa Indonesia, dimana para Pahlawan Revolusi telah gugur sebagai kusuma bangsa dalam mempertahankan Pancasila, dan keagungan serta kejayaan Tanah Air Indonesia.

Tumpang sari cungkup sumur maut terdiri tujuh lapis, makanya tujuh Pahlawan Revolusi. Hiasan plafond cungkup sumur maut berbentuk gambar matahari yang bersinar, maknanya semangat perjuangan menyala-nyala terus sepanjang masa.Puncak atap cungkup sumur maut terdapat gambar “Kartika Eka Paksi” yang maknanya panji-panji Angkatan Darat. Pahlawan Revolusi yang gugur dan diceplongkan ke dalam sumur maut berasal Angkatan Darat. Selain itu, di setiap sudut puncak atap cungkup sumur maut terdapat naga, maknanya kesuburan dan pelindung bumi.

KARTIKA EKA PAKSI

Sumur maut berdiameter 75 centimeter dengan kedalaman 12 meter.Tepat di atas sumur maut tergantung rangkaian lampu yang maknanya penerangan terhadap lubang sumur maut, dan rahmad serta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi petunjukNya atas segala kebenaran, sehingga jenazah Pahlawan Revolusi berhasil diketemukan. Pada tepi lubang sumur maut terdapat batu pualam yang bertuliskan pernyataan pejuang Pancasila yang berbunyi : “Cita-cita perjuangan kami untuk menegakkan kemurnian Pancasila tidak mungkin dipatahkan hanya dengan mengubur kami dalam sumur ini”. Lubang Buaya, 1 Oktober 1965.

SUMUR MAUT

3. Monumen Pancasila Sakti

Difinisi monumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Balai Pustaka, adalah tugu peringatan.Monumen Pancasila Sakti, berarti tugu memperingati kesaktian Pancasila, dan untuk menghormati, menghargai, serta mengenang jasa-jasa Pahlawan Revolusi. Monumen Pancasila Sakti menghadap ke selatan atau ke cungkup sumur maut. Jarak Monumen Pancasila Sakti dengan sumur maut, yakni 45 meter,maknanya 45 tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pelataran antara Sumur Maut dengan Monumen Pancasila Sakti tertanam 7 pohon besar, maknanya 7 Pahlawan Revolusi. Permukaan landasan Monumen Pancasila Sakti berukuran 17 x 17 m² dan inding belakang Monumen Pancasila Sakti berbentuk trapesium setinggi 17 meter, maknanya tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal Hari Kemerdekaan NKRI. Untuk menuju permukaan landasan Monumen Pancasila Sakti melewati 7 anak tangga, maknanya Doktin Sapta Marga ABRI. Tujuh patung Pahlawan Revolusi Monumen Pancasila Sakti berdiri berderet membentuk setengah lingkaran, dari timur ke barat, yaitu Kapten P.A. Tendean, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Harjono, Jenderal Ahmad Yani, Letjen R. Soeprapto, Mayjen D.I. Pandjaitan, dan Mayjen Soetojo S. Di bawah tujuh patung Pahlawan Revolusi terdapat relief yang menggambarkan prolog, pelaksanaan, epilog dan pemberontakan G 30 S/PKI.

MONUMEN PANCASILA SAKTI

C.Penutup.

Tradisi kebudayaan Bangsa Indonesia selalu mengutamakan keseimbangan nilai-nilai simbolik spiritual. Begitu pula, pembangunan Monumen Pancasila Sakti yang hampir setiap unsur bangunan atau benda mengandung makna dalam bentuk, jumlah, ukuran, jarak dan lain sebagainya. Nilai-nilai simbolik spiritualnya, perwujudannya dalam bentuk karya seni yang berupa bentuk-bentuk kiasan dan bangunan, serta keindahan ragam hias dan seni ukir yang menghiasi bangunan di Komplek Monumen Pancasila Sakti.

Namun, suatu hal yang signifikan dari Monumen Pancasila Sakti adalah situs sejarah yang memiliki value historis sebagai jejak rekam tindakan PKI yang berusaha melumpuhkan Angkatan Bersenjata, diantaranya membunuh prajurit TNI AD beserta para deputinya dan satu perwira menengah dengan menguburkannya di sebuah sumur tua berdiameter 75 centimeter dan berkedalaman 12 meter. Situs ini, sekaligus menjadi penanda, betapa saktinya Pancasila sebagai Dasar Negara RI, yang telah teruji dari ancaman ideologi komunis, melalui pemberontakan PKI 1948 dan 1965.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun