RI TIGA JADI RI SATU
Oleh : Agus Iswanto. Baran Nguter Sukoharjo Solo Jawa Tengah
RI 3 JADI RI 1
Republik Indonesia Satu (RI 1) yang dimaksud adalah orang nomer satu di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu Presiden Republik Indonesia. Pada masa sekarang ini dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Republik Indonesia Dua (RI 2) yang dimaksud adalah orang nomer dua di NKRI yaitu Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada masa sekarang ini dijabat oleh Presiden Budiono.
Republik Indonesia Tiga (RI 3) yang penulis maksud adalah Gubernur DKI Jakarta. Pada masa sekarang ini dijabat oleh Joko Widodo (Jokowi). Pada pilpres 9 Juli 2014, Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Jokowi cuti sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) nya.
Selama ini belum populer ada pihak yang menyebut sebutan RI 3, maka pihak atau pejabat mana yang layak menyandang predikat RI 3. Gubernur DKI Jakarta menurut penulis yang pantas menyandang sebagai RI 3. Pendapat penulis tersebut berdasarkan alasan pertimbangan bahwa orang nomer satu di DKI Jakarta tersebut, wilayah dan kantornya berada di Ibu Kota Negara yang berarti sama dengan RI 1 dan RI 2. Wilayahnya Gubernur DKI Jakarta tersebut, didalamnya bertebaran kantor-kantor Pemerintah Pusat NKRI, seperti Istana RI 1, RI 2, Kementerian-Kementerian, Lembaga-Lembaga, Kedutaan-Kedutaan dan lain sebagainya. DKI Jakarta menjadi pusat pemerintahan, perekonomian/perdagangan dan lain-lain.
MEMERANGI BANJIR KAMPANYE HITAM
Jika Jokowi sukses menjadi RI 1, maka momentum tersebut merupakan yang pertama dalam sejarah Indonesia, bahwa gubernur bisa jadi presiden. Sepakterjang Jokowi ini, jika berhasil menjadi RI 1, maka fenomena politik tersebut merupakan suatu yang luar biasa dan pemecah rekor politik Indonesia seorang gubernur bisa menjadi presiden. Sukses Jokowi tersebut kedepannya akan memberikan angin segar bagi walikota, bupati dan gubernur lainnya untuk memacu prestasi sebagai prasyarat bisa menjadi presiden.
Saudara-saudara saya, rakyat Jakarta sebaiknya tidak boleh mengeluarkan statement/pernyataan, bahwa “Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI Jakarta saja. Apalagi sampai ada pihak yang menghebuskan persoalan tersebut keranah suku, agama, ras, dan antar golongan (sara) merupakan perbuatan keji dan tercela. Mereka itu akan merusak nilai-nilai atau pondasi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Justru sebaliknya, rakyat Jakarta harus bersyukur dan bangga, bahwa gubernurnya dapat menjadi presiden. Pertama kali dalam sejarah seorang gubernur dapat menjadi presiden. Berarti gubernur kita rakyat Jakarta adalah gubernur yang hebat yang bisa menjadi presiden. Selain itu, walaupun Jokowi sudah menjadi presiden, bukan berarti mantan gubernur tersebut lepas tangan tidak sudi lagi mengurusi DKI Jakarta. Logikanya, justru sebaliknya Jokowi akan lebih mendukung dan mendorong pembangunan di DKI Jakarta lebih maju lagi. Jokowi sebagai presiden bersama Gubernur DKI Jakarta yang baru akan lebih mudah dan leluasa bekerjasama untuk melanjutkan pembangunan, menyelesaikan persoalan-persoalan ibukota, terutama persoalan banjir dan kemacetan serta kesejahteraan. Penulis yakin, dan rakyat Jakarta harus juga yakin, bahwa jika Jokowi menjadi presiden, maka mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dengan sekuat pikiran, tenaga dan harta terus melanjutkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Jakarta yang lebih maju. Insya Allah, penulis berdo’a semoga Allah memberi manfaat dan barokah. Amiiin. Penulis juga mengucapkan selamat,bersyukur dan bangga, jika Gubernur DKI Jakarta Jokowi dapat menjadi Presiden Republik.
Tidak hanya rakyat Jakarta saja, yang menginginkan Jokowi menjadi pemimpin atau presidennya. Rakyat Indonesia lainnya juga menginginkan Jokowi menjadi pemimpin atau presidennya, termasuk juga penulis. Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke atau dari Aceh sampai Papua menghendaki Jokowi menjadi presidennya. Rakyat Indonesia cerdas dapat menilai dan memilih, bahwa Jokowi adalah pemimpin yang cerdas, jujur, merakyat, sederhana, santun, tegas, berpengalaman, segudang prestasi, sudah teruji dan terbukti. Pada kesempatan ini, penulis menghimbau marilah kita rakyat Indonesia menjunjunng tinggi sportifitas demokrasi, memilih pemimpin yang hebat, menjaga persatuan dan kesatuan. Kita rakyat Indonesia harus menjauhi perbuatan yang tercela, keji, dholim yang menghalal segala cara untuk mendapatkan kekuasaan,menghindari kampanye hitam. Semuanya itu, kita persembahkan untuk hebatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Tahun 1945. Salam Merdeka …. !
PRESIDEN INDONESIA MAJU
SEKIAN – TERIMA KASIH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H