Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SASI NGGAMA, Kearifan Lokal di Kaimana

2 Maret 2014   23:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potensi kelautan Indonesia sangatlah besar, terutama sumber daya perikanan. Bentangan laut yang begitu panjang dari Sabang hingga Merauke, menjadikan Indonesia sebagai surga bagi penangkap penangkap ikan dari luar negara untuk mengambil potensi tersebut secara ilegal.

Salah satu potensi kelautan kita terdapat di timur Indonesia, tepatnya di Provinsi Papua Barat. Provinsi Papua Barat terkenal dengan komiditi hasil laut berupa kerang dan teripang. Besarnya potensi ini menjadi incaran pencurian oleh kapal kapal besar dari luar daerah yang masuk secara ilegal, apalagi pencurian ini tidak mengindahkan ekosistem laut karena banyak yang merusak terumbu karang akibat penggunaan pukat harimau, bom dan potas.

Kabupaten Kaimana merupakan salah satu wilayah yang berada di provinsi Papua barat, sumber daya perikanan di wilayah ini sangat menjanjikan. Masyarakat adat Kaimana punya cara dan sistem tersendiri dalam menjaga kelestraian lautnya, dan mereka menyebutnya SASI NGGAMA.

SASI NGGAMA adalah aturan adat yang tak boleh dilanggar oleh siapapun. Mekanismenya adalah ketua adat akan melakukan ritual adat yang akan mempersilahkan para nelayan untuk mencari potensi utama seperti kerang dan teripang semaximal mungkin dalam jangka tertentu dan juga akan menutup akses para nelayan untuk mencari komoditas tersebut dalam jangka tertentu pula. Tujuannya adalah menjaga ekosistem kelautan yang mulai langka agar terus terjaga. Aturan adat ini akan dilakukan selama dua kali dalam setahun.

Dalam menghormati pelaksanaan aturan adat ini maka ditiap tiap desa di Kaimana dibentuk satuan satuan penjaga laut yang akan melakukan patroli dibatas batas laut tiap desa. Penjagaan laut ini  menjadi bagian dari kearifan lokal yang berakar dari SASI NGGAMA. Mereka mencintai wilayah laut mereka seperti mereka mencintai masa depan anak cucu mereka yang akan bergantung pada kelanjutan hasil laut mereka. Menjaganya menjadi suatu keharusan, agar anak anak di wilayah ini akan selalu melihat 'SENJA DI KAIMANA'

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun