doc. pribadi
Acara nangkring Kompasiana kali ini berlangsung di Kementriaan PU, tepatnya di ruang perpustakaan kementriaan PU ruang Heritage. Hadir dalam kesempatan tersebut sebagai pembicara ada pak Sekretaris Jenderal Departemen PU Agoes Widjanarko beserta jajarannya. Pak Agoes memaparkan beberapa capaian capaian yang telah diraih dan dilakukan oleh kementriaan PU cukup mengesankan dalam periode kepemimpinan Presiden SBY, seperti jembatan kelok sembilan, jembatan Suramadu dan lain sebagainya.
Dari sebagian kompasianer yang bertanya, sebagian besar masih membahas tentang infrastruktur jalan, padahal kompasianer harus tahu bahwa di kementriaan PU tidak hanya membahas jalan, tetapi ada yang dinamakan ABC, yakni A itu air, B itu Bina Marga dan C itu Cipta Karya. ABC ini adalah ruang lingkup yang menjadi pekerjaan kementriaan PU. Jadi tidak melulu berbicara masalah infrastuktur jalan.
Untuk pertanyaaan kompasianer tentang kali diJakarta, untuk normalisasi kali Ciliwung, kementriaan PU berusaha bekerja sama dengan pemerintah daerah, walaupun masih terkendala dengan relokasi penduduk dibeberapa titik. Namun di kali muara angke, kemen PU berhasil melakukan relokasi dengan pendekatan yang baik. KemenPU juga mengembangkan pekerjaan pekerjaan non struktural sebagai imbas dari pekerjaan struktural.
Di Balitbang kemenPU juga mengembangkan jalur jalur khusus motor yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi, termasuk bagaimana Balitbang membantu menciptakan teknologi yang relatif murah demi keperluan masyrakat dan Balitbang bersedia membantu hasil penelitian sampai kepada hak kekayaan intelektual.
Sempat juga ada kompasianer yang bertanya tentang Lumpur Lapindo, yang akhirnya di ralat oleh kepala Puskom kemenPU bahwa sebenarnya bukan lumpur lapindo tetapi lumpur Sidoarjo. Masalah lumpur Sidoarjo yang masih berlanjut adalah masalah jual beli tanah berdampak yang kemudian bisa menjadi aset pemerintah dengan anggaran 800 milyar area berdampak.
Yang menarik adalah harapan kompasianer terhadap koleksi buku buku yang ada di perpustakaan KemenPU yang sudah melakukan digitalisasi buku,  agar kelak bisa diakses oleh publik secara terbuka. Perpustakaan di lingkungan Kementerian PU cukup banyak, karena hampir sebagian besar dari unit kerja eselon 2 memiliki perpustakaan. Akan tetapi, dari banyaknya perpustakaan tersebut koleksinya tetap terintegrasi satu sama lain dengan memanfaatkan SIM Pustaka sehingga masyarakat umum tetap dapat mengetahui seluruh koleksi yang ada di Perpustakaan Kementerian PU. Sekjen KemenPU sendiri berharap agar acara ini bisa dilakukan secara reguler dimasa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H