Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan dari Launching buku "Ahok Untuk Indonesia"

22 Mei 2014   16:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini menghadiri acara nangkring bersama Kompasiana dalam acara peluncuran buku "Ahok Untuk Indonesia". Buku yang ditulis oleh 35 kompasianer ini menarik karena mengupas tentang siapa itu Ahok. Hadir sebagai pembicara Fadjroel, seorang pengamat politik dan juga seorang penulis. Ahok yang seharusnya hadir terpaksa mewakilkan pada deputinya Ibu Prof. silvy karena bertepatan dengan nonton bareng peluncuran film "jalanan". Begitu juga dengan kang Maman Suherman, seorang penulis yang harus berhalangan hadir, namun tidak mengurangi subtansi acara dari launching buku yang dibanderol dengan harga Rp 48.000.

Sikap temperamen Ahok, menjadi daya tarik buat para kompasianer untuk menulis tentang Ahok. Berawal dari banyaknya tulisan tentang Ahok di kompasiana yang berisi kritikan, pujian dan netralitas, maka terbitlah buku ini.  Mungkin saja pihak Kompasiana ingin mengulang sukses atas peluncuran buku sebelumnya tentang Jokowi "Jokowi bukan Untuk Indonesia" yang sudah terjual 5000 an eksemplar.

Mas Nurul, yang mewakili kompasiana mengatakan bahwa penyusunan buku ini tidak hanya fokus pada tulisan yang menyanjung Ahok, karena akan terasa hambar kualitas buku ini. Justru kritikan dan tanggapan 'miring' tentang Ahok akan bisa mewarnai buku ini.

Fadjroel, yang hadir sebagai pembicara yang mengulas buku ini sangat menekankan agar melihat Ahok jangan melihat china atau warna kulitnya tetapi lebih melihat bagaimana Ahok bekerja untuk Jakarta. Fadjroel yang juga pendukung Jokowi ini lebih tertarik mengajak audiens agar tak lagi mengkotak kotakkan seseorang berdasarkan suku, dan warna kulit dalam membangun bangsa ini.

Ada tulisan menarik yang ditulis oleh sepasang suami istri yang juga kompasianer dari Manado, Heidy Sengkey yang berjudul "Ahok Bukan China Indonesia tapi Cinta Indonesia", dalam tulisannya mereka mengagumi Ahok sebagai pemimpin yang tegas dan berani, ada penggalan paragraf yang saya suka dari tulisan kompasianer dari Manado ini :

"Ketika segelintir orang masih berteriak-teriak mempersoalkan SARA. Pada saat segelintir orang masih menyuarakan pertentangan atas nama ras dan golongan tertentu, membungkusnya semanis mungkin dengan kemasan berbau SARA, Ahok hadir dengan segala bentuk keIndonesiaannya. Salah satu ungkapannya juga, “Kalau SARA maka akan saya lawan sampai mati”

Pernyataan menggelitik juga datang dari kompasianer pak Ben Hur, "saya malah menunggu Raam Punjabi menjadi Presiden" sontak auidens tertawa. Kalau saya melihat ada semangat yang ingin disampaikan oleh para kompasianer dalam buku "Ahok Untuk Indonesia" ini, yakni kebersamaan dalam satu bangsa.

Diakhir acara, Ahok yang berhalangan hadir, harus digantikan oleh deputinya ibu Prof. Silvy yang banyak mengulas kekagumannya pada sosok Ahok yang ternyata memiliki sisi sis wise yang kadang luput dari pengamatan publik. Ibu Silvy bahkan menganggap Ahok sebagai pemimpin yang cepat tanggap, bahkan pernah sampai dini hari harus mengkoordinasikan penanggulanganri banjir.

Pada akhirnya saya setuju dengan mas Fadjroel, saat ini bukan lagi harus mempertanyakan kenapa orang tiongkok, india yang harus jadi gubernur dan lain sebagainya? Bukankah mereka juga warga negara Indonesia yang punya hak yang sama untuk membangun Indonesia?

Semoga buku yang sudah dihasilkan ke 35 kompasianer yang diterbitkan atas kerja sama Kompasiana dan PT Elex Media dapat terjalin terus untuk dapat mengubah wajah negeri ini lewat goresan goresan pena para blogger. Demikian reportase singkat dari acara launching buku "Ahok Untuk Indonesia" dna berharap buku bulu yang lain akan mengupas tentang tokoh tokoh inspiratif lainnya, seperti SBY, Anis Baswedan, Ridwan Kamil, JK, dan lain lain sebagainya.

Salam Kompasianer

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun