Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beasiswa Afirmasi, Harapan Anak Pulau, di Nangkring Kompasiana - LPDP

14 April 2014   08:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menghadiri setiap acara nangkring yang diadakan Kompasiana, seperti menemukan oase di tengah padang pasir yang panas.  Selalu mendapatkan ilmu baru, dan dapat berinteraksi dengan orang orang hebat dan kompeten dibidangnya, baik itu para kompasianer, pengisi acara dan para admin kompasiana. Tanggal 12 April kemarin Kompasiana mengadakan acara nangkring yang bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada dalam naungan Kementriaan Keuangan Republik Indonesia, tema yang diangkat pada acara kali ini yaitu 'Menyongsong Generasi Emas Indonesia'.

Acara yang diadakan di markas LPDP yang tepatnya berada di gedung AA Maramis lantai II bagi saya sangat representatif, ruangan yang sejuk dengan pendingin udara serta penataan meja mirip dengan rapat kabinet, cukup mendukung untuk dialog santai dan ringan ala kompasiana. Maka sudah tepatlah jika acara ini dibatasi hanya untuk 50 kompasianer pilihan dari 150 kompasiner yang mengajukan diri, maka saya bersyukur menjadi orang yang beruntung tersebut. Dari acara acara nangkring kompasiana yang sering saya ikuti, sepertinya ini yang paling berkesan buat saya. Berkesan karena acaranya betul betul disiapkan dengan baik dan teratur.

Sebelum acara dimulai, ada acara ice breaking dengan pembagian dooprice untuk menghangatkan suasana dipandu oleh host ynag sangat ganteng, saking gantengnya saya lupa namanya padahal saya sering bertemu beliau. Acara inti pun dimulai dengan menghadirkan tiga nara sumber dari LPDP yang cukup kompeten, yakni Pak Agung, Ibu Ratna  Prabandari dan Pak Dicky Chandra (bukan ex wabup garut lho). Pak Agung mendapatkan kesempatan pertama membeberkan apa itu LPDP, sebelumnya Pak Agung menyampaikan apresiasi kepada kompasiana dan kompasianer yang hadir di acara tersebut, sungguh surprice buat dia. Diawal Pak Agung menjelaskan latar belakang hadirnya lembaga ini, ketika itu tahun 2010  harga minyak dunia naik yang tentunya berdampak positif terhadap kenaikan APBN kita. Kenaikan APBN tentunya berimbas pada naiknya anggaran pendidikan yang sebagiannya di sisihkan buat dana abadi.

Nah, dana abadi inilah yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP yang didalamnya termasuk beasiswa serta dana riset. Sebelum itu Pak Agung juga menyampaikan payung hukum yang mendsari berdirinya LPDP, diantaranya yang sempat saya catat adalah UU APBN 2010-2011 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan oleh BLU (badan layanan umum) yang kemudian diubah menjadi PP Nomor 74 tahun 2012.  LPDP pada prinsipnya berada dalam koordinasi tiga kementriaan  yakni kementriaan Agama, Kementriaan Keuangan dan kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan, dimana Kementriaan Agama dan Kementriaan Pendidikan hanya sebagai koordinator.

Produk produk yang ada di LPDP, seperti yang dijelaskan oleh Pak Agung diantaranya Beasiswa yang terdiri dari beberapa jenis seperti reguler, afirmatif dan IPS (Indonesia Presidential Scholarship), ada juga bantuan riset serta bantuan rehat.  LPDP mempunyai tujuan jangka panjang yang sangat mulia, bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga Indonesia bisa unggul, hal ini sesuai dengan roadmap LPDP tahun 2016 yakni LPDP menjadi motor penggerak pengembangan Sumber daya manusia nasional.

Lebih jauh Pak Agung menjelaskan tentang sumber dana LPDP, yang diperoleh dari APBN, dana hibah dan dari kerja sama dari pihak lain. Untuk kerja sama, LPDP hanya bertindak sebagai fasilitator, termasuk dalam melakukan tes, wawancara dan lain lain semuanya dikerjakan secara profesional. Sukber dana tersebut kemudian dikelola sebagai dana abadi yang diinvestasikan.  Dari dana abadi sebesar 15,6 triliun, sampai tahun ini LPDP mendapatkan total pendapatan dari yang diinvestasikan sebesar 1,95 triliun, dana inilah yang kemudian yang dikelola bukan dana abadinya ujar Pak Agung.  Beliau juga menyinggung jumlah Doktor kita yang masih sedikit dibandingkan dengan Malaysia per 1 juta penduduk, Indonesia memiliki Doktor 143 per 1 juta penduduk, sedangkan malaysia 509. Begitu pula dengan jumlah insinyur, kita masih kalah jauh dengan malaysia, Malayisa punya 3333 Insinyur per 1 juta penduduk sedangkan Indonesia hanya 2671.

Tiba pada narasumber kedua, Ibu Ratna Prabandari. Iu yang satu ini cukup energik menguasai materi. Beliau menjelaskan tentang jenis kenis beasiswa yang digarap oleh LPDP serta teknis perssyaratan yang harus harus dilewati oleh penerima. Ibu Ratna menyampaikan bahwa untuk tahun ini kuota penerima beasiswa adalah 2032, baik itu beasiswa reguler, afirmasi maupun IPS.. Khsusus buat  IPS (Indonesia Presiden Sscholarship) kuotanya hanya 100 orang pertahun, beasiswa ini diperuntukkan buat putra putri bangsa indonesia yang punya kualitas diatas rata rata tentu dengan seleksi yang ketat. Tujuan univeristasnyaa tidak main main, karena mereka yang mendapatkan beasiswa ini hanya akan masuk di top 50 universitas yang ada di dunia.

Intinya seluruh beasiswa yang ada di  LPDP berhak dan dapat diakses oleh seluruh warga negara Indonesia sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh LPDP. Yang menarik bagi saya adalah beasiswa afirmasi . Beasiswa ini khusus diperuntukkan buat putra putri terbaik bangsa yang berada di luar Jawa,  dengan ketentuan mereka berada dalam daerah 3 T (tertinggal, terluar, dan terbelakang). Pertimbangannya adalah karena tidak semua putra putri terbaik yang ada didaerah dapat bersaing dengan mereka yang berada di Jawa, mulai dari kurangnya ketersediaan informasi, akses teknologi serta sarana pendidikan yang kurang memadai. Beasiswa afirmasi ini juga berlaku buat putra putri bangsa yang mempunyai prestasi membanggakan dibidang seni dan olahraga.

Ibu Ratna juga menjelaskan bahwa LPDP melakukan seleksi yang ketat, mulai dari seleksi berkas, wawancara sampai kepada mempersiapkan kelas kepemimpinan yang didalamnya akan diajarkan bagaimana menulis jurnal ilmiah, pengembangan seni budaya serta mengelola dan bagaimana memanage keuangan beasiswa mereka. Tahun 2013, yang mendaftar untuk mendapatkan beasiswa di LPDP mencapai  20.560 orang, sedangkan yang lulus dan diterima hanya 1.555 orang, dengan rincian 1034 untuk program Doktor dan 521 untuk Magister.  Dari ke 1.555, persentase terbesar didominasi oleh fresh graduate sebanyak 630 orang.

Di sesi terakhir, ada Pak Dicky Chandra yang membahas tentang pendanaan riset. Pendanaan riset ini dalam bentuk bantuan dana Rispro ( Riset innovatif produktif). Bantuan dana riset ini punya tujuan akhir agar hasil penelitian bisa mendapatkan hak kekayaan intelektual.  Disamping bantuan dana riset, ada juga bantuan dana rehat yang dkhususkan buat sekolah sekolah yang khusus terkena bencana alam.

Inilah yang ditunggu tunggu oleh kompasianer, yakni session tanya jawab, antusiasme kompasianer terlihat dari pertanyaan pertanyaannya yang kritis, ada juga yang menggelitik seperti salah satu pernyataan kompasianer yang minta kepada Ibu Ratna agar diterima sebagai penerima beasiswa afirmasi padahal dia berdomisili di Jawa. Pertanyaan lain adalah dari kompasianer pak Ben tentang apakah kelanjutan program ini apakah hanya one year atau multi years, serta beberapa pertanyaan yang tak bisa saya tuliskan satu persatu disini. Yang terpenting rekan rekan kompasiener akhirnya mendapatkan informasi yang lengkap mengenai beasiswa di LPDP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun