pic. pendidikanpapua.blogspot.com
Kesenjangan pendidikan antar kabupaten di Papua masing sangat besar. Ketersediaan sarana dan infrastruktur pendukung pendidikan masih kurang. Sehingga Angka Partisipasi Kasar (APK) di Papua masih rendah, rata rata dibawah 75 persen. Secara nasional rata rata APK sudah 95,5 persen, ini yang harus dikejar buat daerah daerah yang masih jauh dari harapan.
Perlu adanya sinergitas antara pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan kebudayaan bersama Pemerintah daerah. Papua sangat butuh Sekolah Menengah Atas (SMA) Terbuka untuk meningkatkan Akses dalam pendidikan.
Sekolah Menengah Atas (SMA) terbuka adalah salah satu upaya untuk mengurangi minimnya fasilitas pendidikan menengah di Papua. Model pembelajarannya, para siswa akan diberikan modul pelajaran, agara dapat dipelajari di rumah. Dan pada yang sudah ditentukan para siswa akan datang ke sekolah induknya untuk pertemuan tatap muka dengan guru.
Untuk mendukung program SMA Terbuka ini, khususnya tenaga pengajar,Kemendikbud telah membuat program SM-3T (Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Lulusan lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga keguruan serta lulusan Universitas setempat akan di dorong menjadi tenaga pengajar di SMA Terbuka.
Ini menjadi tanggung jawab pemerintah, agar pemerataan pendidikan tidak hanya berkonsentrasi di Jawa. Negaranya sama, Presidennya sama, benderanya sama, masak perlakuan distribusi pembangunan pendidikannya berbeda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H