Mohon tunggu...
Iswan Heri
Iswan Heri Mohon Tunggu... Administrasi - Dreamer, writer, and an uncle

Traveller, Writer, Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

#BahagiaDiRumah Berkat Cerdas Bermedia Sosial

1 Juni 2016   00:06 Diperbarui: 1 Juni 2016   00:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: gramedia.com

Pada bulan Agustus tahun lalu, di media massa ramai memberitakan konflik yang terjadi antara artis Krisdayanti (KD) dan putrinya, Titania Aurelie Nurhermansyah (Aurel). Konflik yang bermula dari perselisihan ibu dan anak di salah satu jejaring sosial tersebut akhirnya tercium oleh publik dan media massa. Konflik yang seharusnya menjadi area “privat” keluarga tersebut, akhirnya mau tak mau menjadi konsumsi publik serta mengundang keprihatinan banyak pihak.

Pada era sekarang ini, jejaring sosial memang menjadi salah satu media yang digunakan banyak orang dari berbagai kalangan. Baik itu artis, pejabat, kepala daerah, bahkan kepala negara pun menggunakan media sosial untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Masyarakat awam pun tak mau ketinggalan menggunakan sosial media.

Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan, buruh, ibu rumah tangga, dsb menggunakan media sosial untuk berkomunikasi maupun mencurahkan isi hatinya. Hal ini tentu menggembirakan, karena minat masyarakat untuk menggunakan perkembangan teknologi terbaru mulai meningkat. Namun disisi lain, bisa menjadi bumerang apabila tidak menggunakan sosial media secara bijak. Kasus yang ditulis diatas bisa menjadi salah satu contohnya.

Komunikasi antara orang tua dan anak yang seharusnya dapat terjalin secara intim, digantikan dengan keberadaan sosial media. Anak memilih mencurahkan isi hatinya di sosial media, ketimbang berkomunikasi langsung dengan orang tuanya dengan berbagai sebab. Bisa jadi karena anak merasa “takut” untuk berbicara langsung dengan orang tuanya, maupun anak kurang diperhatikan orang tua karena terlalu sibuk bekerja.

Repotnya lagi jika ternyata orang tua juga memilih “menasehati” anaknya melalui media sosial yang sama. Hubungan orang tua dan anak yang seharusnya akrab, lambat laun akan menjadi renggang karena kurangnya interaksi langsung antara kedua belah pihak. Hal ini menjadi semakin rumit jika tema yang dibahas orang tua dan anak adalah masalah yang sensitif dan seharusnya hanya menjadi pembahasan di internal keluarga.

Untuk itu perlu kiranya bagi orang tua khususnya membangun sebuah suasana yang harmonis di rumah dan menjalin komunikasi yang terbuka diantara anggota keluarga. Suasana yang harmonis dan komunikasi yang baik akan mempengaruhi kehidupan dan kualitas mental anggota keluarga, serta akan sangat menunjang tumbuh kembang anak nantinya.

Berikut tips dalam membangun komunikasi yang efektif di dalam keluarga:

Biasakan komunikasi secara langsung terhadap anggota keluarga.

Seringlah bertanya kepada anak mengenai aktivitas yang mereka lakukan selama anda tidak bersama mereka atau bekerja. Apabila kedua orang tua sama-sama bekerja, maka aktivitas komunikasi dengan anak harus lebih sering dilakukan. Jadilah pendengar yang baik, sehingga anaka anda merasa nyaman untuk menceritakan problemnya terhadap anda

Luangkan waktu untuk aktivitas bersama keluarga.

Buatlah jadwal untuk melakukan kegiatan bersama. Biasakan berkumpul untuk makan malam bersama seluruh anggota keluarga. Sesekali si akhir pekan, sediakan waktu untuk liburan bersama untuk meredakan stress karena aktivitas rutin dan membawa suasana baru ke dalam keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun