Mohon tunggu...
Iswandi Banna
Iswandi Banna Mohon Tunggu... pegawai negeri -

MC Wedding & Event //\r\nBlogger (www.iswandibanna.com)//\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ocean Park dengan Mushola yang Mengecewakan

18 Mei 2011   00:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Ocean Park, untuk kesekian liburan ke Water Park di daerah Serpong ini. Tidak banyak yang berubah, masih dengan kolam yang sedalam mata kaki hingga sedada orang dewasa. Ada juga papan seluncur(perosotan), spiral, kolam arus, dan kolam ombak. Yang tidak berubah termasuk pemeriksaan makanan sebelum pintu masuk kolam. Serasa kayak restoran aja, tidak boleh membawa makanan ke dalam. Terasa banget aroma bisnis makanan di dalam area water park ini.


Terlebih saat liburan, termasuk liburan cuti bersama dadakan kali ini (plus liburan anak sekolah dari TK – SMP) makin menambah kesemrawutan di dalam Ocean Park. Hampir tiap kali kesini pasti banyak manusia bak cendol di lautan yang luas. Terbukti, di area parkir berjejer belasan bus pariwisata yang mengangkut anak-anak sekolah (kebanyakan SD) dari berbagai penjuru.


Terlepas dari semua fasilitas yang ada, diakui kolamnya cukup variatif, apalagi untuk menyenangkan anak usia balita hingga SD. Namun, perhatian saya tertuju pada mushola di dalam area Ocean Park,yang tidak berubah semenjak dua tahun terakhir kami kesini. Masih dengan bangunan kecil di pojok, dekat kamar bilas dan toilet. Yang terdiri dari dua shaff. Shaff depan bisa menampung 6 orang dan shaff belakang bisa muat  7 orang. Jadi total 13 orang sholat dengan kondisi laki-laki bercampur dengan perempuan dalam satu ruang pengap tersebut. Bayangkan saudara-saudara! Padahal, pengunjung Ocean Park hari itu bisa mencapai ribuan Lho!! Sangat tidak manusiawi… Untungnya masih ada ruang kecil di sebelah mushola yang mampu menampung jamaah extra bagi ibu-ibu sekitar 4-5 orang.


Begitulah kondisi sebagian besar bisnis di negeri ini, hanya mengutamakan keuntungan, tanpa memikirkan lebih fasilitas ibadah bagi sebagian besar penganut agama di negeri ini, meski hanya untuk sebuah MUSHOLA.
-------------------------------------


Bonus: Cerita tentang Snow World


Karena saat antrean tiket di Ocean Park kita beli tiket yang 50ribu (paket Ocean park, Theater 4D, serta tempat baru Snow World).


Dengan luas areal lebih dari 1.800 meter persegi, kami mencoba menikmati, area Snow World, ruang pameran bernuansa salju dan es dengan suhu -15° C.  Termasuk menyaksikan seni pahat es kelas dunia dalam berbagai ragam bentuk, di antaranya boneka salju, penguin, ikan,dll. Yang seru adalah mencoba bermain seluncur di atas seluncuran es raksasa sepanjang 17 meter.


Kondisi yang paling mengecewakan adalah, ketika semua pengunjung DILARANG MEMBAWA KAMERA DAN HP. Karena untuk masalah foto-foto hanya diizinkan bila memakai fotografer khusus dari pihak Snow World, dengan membayar uang ganti cetak 20ribu per lembar. Lagi-lagi aroma bisnis kapitalis merebak disini. Sangat mengecewakan!!! Terlebih hasil cetakan fotonya amat sangat tidak memuaskan, mudah luntur dan blur!!


Ada kejadian yang begitu memalukan bagi penjaga Snow World di pintu masuk lokasi es. Saya sengaja bertanya ke mereka, mengapa tidak boleh bawa HP kedalam. Salah satu penjaga menjawab, nanti HP nya rusak pak, kedinginan di dalam. What????


Tolong bagi pengusaha Snow World, kalo rizki Anda mau berkah, berbisnislah dengan indah, bukan dengan cara demikian.
iswandi banna
www.iswandibanna.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun