Mohon tunggu...
Iswandari
Iswandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru, penulis

Penyuka buku, puisi, perindu islam kaffah, dakwah dan jannah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beban Hidup Kian Tinggi, Fitrah Ibu Kian Mati

1 Februari 2024   08:48 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:48 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang Ibu berusia 38 tahun asal Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena melakukan pembunuhan terhadap bayi yang baru dilahirkannya dengan cara menenggelamkannya ke dalam ember berisi air. ( Kumparannews.com)

Kasus seperti di atas, tak sekali dua kali saja terjadi dalam negeri ini. Beratnya pemenuhan kebutuhan sehari - hari, pendidikan dan juga kesehatan kian membebani pundak - pundak rakyat. Tak hanya untuk para lelaki yang berkewajiban menafkahi, tapi juga mengusik hati dan pikiran para ibu yang melahirkan generasi. Terbukti dengan banyaknya kasus aborsi, pembunuhan bayi bahkan bunuh diri kolektif yang dilakukan para ibu. Mereka merasa tak mampu atau kesulitan ekonomi.Membuat banyak ibu merasa putus asa, dan kehilangan fitrah keibuan mereka, sehingga bisa melakukan hal - hal kejam yang tidak seharusnya bahkan bertentangan dengan hati nurani.

Hal ini terjadi tentu tak lepas dari beberapa faktor. Di antaranya lemahnya keimanan yang ada pada diri para perempuan. Mereka tidak punya keyakinan yang kuat terhadap hakikat rezeki dan kehidupan.

Kedua, tidak berfungsinya peran keluarga. Hari ini banyak anggota keluarga yang mengambil peran tak semestinya. Seorang Ibu yang seharusnya menjadi pengatur rumah tangga, perawat dan pendidik generasi malah ikut menjadi tulang punggung dan tumpuan nafkah keluarga. Ikut merasakan kerasnya dunia kerja yang membuat mereka kehilangan waktu sebagai istri maupun ibu. Pergi pagi pulang malam sudah biasa, tak ada lagi ruang untuk komunikasi, yang ada hanya lelah dan depresi.

Ketiga, abainya masyarakat.
Tingginya individualisme masyarakat Indonesia saat ini, membuat kita saling mengabaikan satu sama lain. Tidak peduli apakah keluarga kita, saudara kita, tetangga kita membutuhkan bantuan atau sekedar simpatisan, selama bisa mencukupi kebutuhan, yang lain urusan sendiri - sendiri, tak ada empati dan peduli.

Dari berbagai faktor tersebut, ada faktor yang paling berpengaruh yaitu peran negara. Sistem kapitalisme yang bercokol di negeri kita saat ini, menjadikan negara hanya mementingkan para pemilik modal dalam membuat kebijakan. Tidak ada jaminan kesehjateraan yang memperhatikan rakyat, baik lingkup ekonomi maupun yang lain. Rakyat merasa berat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga mereka takut menjalani hidup. Menggeser banyak peran, mematikan fitrah keibuan. Seorang Ibu yang seharusnya bahagia karna kehadiran anak, malah memandangnya sebagai beban yang harus dibuang dan disingkirkan dari kehidupan.
Begitulah era hidup kapitalisme, dimana kemakmuran dan kebahagiaan hidup hanya milik segelintir orang. Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin tak punya.

Lain halnya dalam islam. Islam mewajibkan negara untuk menguatkan keimanan dan ketaqwaan warganya, memastikan peran keluarga berjalan dengan semestinya, seorang ibu harusnya menerima nafkah bukan ikut bekerja keras mencari nafkah. Islam juga mewajibkan masyarakat untuk saling tolong menolong dan peduli, tidak abai satu sama lain, negara harus menjamin kesehjateraan warganya, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Begitulah islam mempunyai sistem politik dan ekonomi yang sempurna, menjaga setiap fitrah, peran dan kesehjateraan warga negaranya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun