Mohon tunggu...
Dhila Fadilah
Dhila Fadilah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendekatan Guru BK pada Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

12 Maret 2017   12:23 Diperbarui: 12 Maret 2017   12:33 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap anak di Negara Republik Indonesia ini. Pendidikan di berikan saat anak berusia 3 tahun di dalam jenjang yang sering di sebut dengan paud/pra sekolah. Dimana anak di ajarkan bagaimana perilaku yang baik, dan mengenalkan tentang lingkungan sekitar. Jika anak/siswa telah melalui jenjang tersebut maka akan meneruskan ke jenjang selanjutnya yakni : sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas hingga di jenjang universitas.

Di Negara Republik Indonesia ini kemendikbud(kementrian pendidikan dan budaya) telah menetapkan 2 kurikulum dalam pembelajaran sebagaimana : KTSP dan Kurikulum 2013. Mengapa ada 2 kurikulum? Karena belum semua sekolah siap/bersedia untuk mengganti kurikulum dari beberapa aspek yang belum terpenuhi seperti : media pembelajaran, sarana prasarana, dll.

Kedua kurikulum tersebut juga pastinya memiliki perbedaan dari segi standar kompetensi, standar penilaian, media pembelajaran, dll. Terpenting yang ingin saya utarakan yakni dari segi BK / Guru Bimbingan Konseling. Yang mana :

  1. KTSP : guru BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa
  2. K13 : BK menekankan pengembangan potensi siswa

Terlihat jelas memang perbedaannya, akan tetapi perbedaan dan perubahan itu juga berguna untuk meningkatkan pendidikan di Negara ini. Sehingga dapat mewujudkan harapan bangsa ini menjadikan siswa / siswi yanh berprestasi.

Perbedaan tersebut bukanlah sebuah problem, akan tetapi merupakan suatu inovasi yang telah tercipta. Karena dengan berinovasi maka karena itu pula akan tampak perkembangan hasil pendidikan yang akan di dapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun