Siapa yang tidak mengenal tanaman pisang? Tanaman ini sudah tidak asing lagi kita dengarkan. Tanaman yang memiliki berbagai macam manfaat baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Tanaman ini dimananfaatkan mulai dari akar, bonggol, batang, buah, dan daunnya.
Tahun 2015, Direktorat Holtikultura (Ditjen Horti) mencatat bahwa ternyata tanaman pisang adalah salah satu komoditas buah unggulan yang ada di Indonesia. Potensi produksinya mencapai 34,65% dari keseluhuhan total produksi buah di Indonesia, dengan luas panen 100,600 Ha. Dalam setiap tahun tanaman pisang dapat perkirakan sebanyak 100,6 juta pohon pisang yang di tebang. Jika tanaman pisang dimanfaatkan sebaik mungkin mulai dari akar, bonggol, batang, buah dan daunnya maka tanaman pisang akan menjadi salah satu nilai tambah tersendiri.
Dari tanaman pisang, dihasilkan akar yang diolah menjadi keripik akar pisang. Buah yang memiliki akan kandungan vitamin yang banyak, dan biasa buah pisang di manfaatkan sebagai bahan pangan seperti dijadikan makanan, keripik, tepung dan lain sebagainya. Daunnya banyak dipergunakan sebagai bungkus makanan, sedang jantung pisang dapat dijadikan sebagai sayuran dan obat-obatan herbal yang alami. Dan bagaimana dengan batang pisang itu apakah bisa diolah dan dimanfaatkan?.
Pada saat ini pohon pisang masih jarang untuk di manfaatkan dan sering kali terbuang dengan percuma, bahkan pohon pisang hanya menjadi sampah dan limbah organik. Pohon  pisang dapat di kelolah atau di manfaatkan  menjadi kompos, dan cara pengolahannya sangat mudah dan murah. Pada saat ini sebagian petani belum tahu bahwa pohon pisang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu perangsang pertumbuhan tanaman dan penyubur tanah, karena tanaman pada umumnya banyak membutuhkan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Batang pisang banyak mengandung kadar air 82,12%, C-organik 7,32%, nitrogen 0,21%, Nisbah C/N 35, P2O5 0,07%, K2O 0,88%, dan kadar air 82,12%, yang berperan penting untuk pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman. Tanaman yang kurang dengan unsur hara nitrogen akan mengalami perubahan bentuk daun menjadi kuning dan gugur/mati. Batang pisang juga memiliki kandungan yang dijadikan sebagai perangsang pada fotosintesis untuk penghijauan daun dan membentuk persenyawaan organik serta dapat merangsang aktivitas mikroorganisme dalam tanah.
Cara pembuatan kompos dari batang pisang sangat mudah sekali. Alat dan bahan yang digunakan tidak harus memakai peralatan yang mahal dan susah ditemukan, tetapi peralatannya dapat ditemukan disekitar kita. Pembuatannya juga hanya membutuhkan kemauan dan tenaga dalam mempersiapkan diri untuk mengolahnya.
Batang pisang di perkecil atau dicincang terlebih dahulu untuk menghasilkan kompos yang baik. Struktur batang pisang mudah dicincang karena bentuknya seperti pelepah yang mudah diambil satu per satu dengan menggunakan pisau dapur.
Ukuran batang pisang sangat menentukan lama proses pengomposan, karena itu semakin kecil ukuran batang pisang maka pengomposan akan semakin cepat. Dan juga pohon pisang yang dicincang kecil-kecil akan memudahkan dalam pencampuran kompos lainnya. Setelah pohon pisang di cincang maka sebaiknya dianginkan terlebih dahulu supaya teksturnya menjadi agak kering.
Kompos ini akan lebih baik bila dicampurkan dengan bahan kompos lainnya guna untuk menambah unsur hara dan komponen kompos yang akan dihasilkan. Tentunya bahan tambahan yang digunakan harus mendukung ketersediannya. Bahan tersebut seperti serbuk gergaji, arang sekam, pupuk kandang, dan lain sebagainya.
Bahan yang sudah selesai dicampur dengan rata, maka bahan kompos ini harus di letakkan ke dalam suatu wadah atau bak untuk langkah pengomposan selanjutnya. Pengomposan dapat ditunggu prosessnya selama 1-1,5 bulan, dan pengadukannya dilakukan dalam seminggu sekali.
Setelah proses pengomposan berakhir, akan terjadi perubahan warna dan bau pada kompos. Kompos dikatakan berhasil bila warnanya menjadi hitam dan tidak ada bau asin yang dihasilkan. Tetapi jika pengomposan tidak berhasil maka hasil yang diperlihatkan tidak adanya aktivitas mikroorganisme dan bau nya sangat tidak sedap. Kompos yang sudah berhasil dan selanjutnya kompos siap di aplikasikan pada tanaman.