Generasi Alpha, yang lahir setelah tahun 2010, merupakan generasi pertama yang lahir dan besar di era digital yang serba cepat dan penuh informasi.Â
Mereka terbiasa dengan teknologi dan internet sejak usia dini, dan memiliki pola pikir serta cara belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal ini menghadirkan berbagai tantangan baru bagi para guru dalam menanamkan adab dan etika kepada generasi penerus bangsa ini.
Tantangan Menanamkan Adab dan Etika pada Generasi Alpha
1. Kurang Peduli terhadap Tradisi dan Nilai Budaya
Keterpaparan Generasi Alpha terhadap budaya global melalui internet dapat membuat mereka kurang peduli terhadap tradisi dan nilai-nilai budaya lokal. Informasi dan budaya dari seluruh dunia dapat diakses dengan mudah, yang kadang-kadang menyebabkan penurunan minat terhadap warisan budaya dan tradisi lokal.
2. Mudah Terpengaruh oleh Informasi
Generasi Alpha mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang tidak selalu terpercaya. Hal ini membuat mereka mudah terpengaruh oleh informasi yang salah dan hoaks, termasuk konten negatif di internet. Akibatnya, pemahaman mereka tentang nilai-nilai adab dan etika bisa terdistorsi.
3. Kurang Fokus dan Terbiasa Multitasking
Generasi Alpha terbiasa dengan multitasking dan mendapatkan informasi dari berbagai arah secara bersamaan. Hal ini dapat membuat mereka kurang fokus dan mudah teralihkan perhatiannya saat belajar nilai-nilai adab dan etika. Mereka cenderung memiliki rentang perhatian yang pendek, yang memerlukan pendekatan pembelajaran yang lebih dinamis.
4. Memiliki Kebutuhan Belajar yang Berbeda