3. Aksi (Kereaktifan-diri)
Kereaktifan-diri (self-reactiveness) dalam "agency" bukan hanya perencana, melainkan juga pengendali diri. Setelah memiliki niat dan rencana, individu ini aktif mengkonstruksi tindakan, memotivasi, dan mengatur eksekusi tanpa menunggu.
4. Refleksi (Kereflektifan-diri).Â
Kereflektifan-diri (self-reflectiveness) dalam "agency" menandakan kesadaran yang baik terhadap fungsi diri. Ini melibatkan refleksi terhadap efikasi, kecemerlangan, kebermaknaan upaya dalam mencapai tujuan, serta kemampuan metakognitif untuk memperbaiki diri jika diperlukan.
"Kepemimpinan murid" terwujud saat mereka mengarahkan pembelajaran, membuat pilihan, berpartisipasi, dan mengkomunikasikan pemahaman, mencerminkan kesadaran dan keterlibatan penuh dalam proses belajar mereka.
Kepemimpinan murid, menurut OECD (2019), berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Murid yang memiliki agency mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset untuk mencapai kesejahteraan lahir batin.Â
Ini memungkinkan mereka bertindak dengan tujuan, berkembang di masyarakat, dan positif mempengaruhi kehidupan. Kepemimpinan murid berakar pada keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi diri dan dunia sekitar. Ketika murid bertindak aktif, membuat keputusan, dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran, hubungan guru-murid menjadi kemitraan.Â
Murid menunjukkan motivasi dan kemampuan menetapkan tujuan belajar sendiri, memperoleh keterampilan belajar sepanjang hidup. Kepemimpinan murid menciptakan hubungan dinamis, memungkinkan keterlibatan, tanggung jawab, rasa ingin tahu, inisiatif, dan kolaborasi.
2. Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
Mengembangkan kepemimpinan murid melibatkan memberikan mereka suara, pilihan, dan kepemilikan dalam pembelajaran mereka. Suara memberi mereka kesempatan untuk berbicara dan berkontribusi, pilihan memberi kebebasan untuk memilih jalur pembelajaran, dan kepemilikan memberi tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Ini memungkinkan mereka menjadi pemilik pembelajaran mereka.
1. Suara murid bukan sekadar ekspresi, tetapi juga pandangan dan gagasan yang membentuk keputusan kolektif. Memperhitungkan suara murid berarti memberdayakan mereka untuk memengaruhi perubahan, melalui partisipasi aktif dalam pembelajaran dan pengambilan keputusan. Guru dapat mempromosikan suara murid melalui mendengarkan, memberi kesempatan untuk memberikan umpan balik, dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan di sekolah.