Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Wawancara Kasus Dilema Etika kepada Kepala Sekolah

11 Februari 2024   11:39 Diperbarui: 11 Februari 2024   11:41 6487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sering dihadapkan pada situasi sulit di sekolah yang melibatkan dua pilihan yang sama-sama "benar"? Kita merasa bimbang dalam mengambil keputusan yang adil dan bertanggung jawab dalam situasi dilema etika?

Jika ya, Anda tidak sendirian! Temukan jawabannya dalam Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1: Wawancara Kasus Dilema Etika kepada Kepala Sekolah!

A. Tujuan Pembelajaran Khusus:

Tujuan pembelajaran khusus adalah untuk memungkinkan ChatGPT (CGP) melakukan analisis mendalam terhadap penerapan proses pengambilan keputusan. 

CGP diharapkan mampu menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, serta proses pengambilan dan penerapan keputusan yang berlaku di lingkungan sekolah asalnya maupun di lingkungan sekolah atau situasi lainnya. 

Dengan demikian, CGP dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dalam konteks yang relevan dengan situasi yang dihadapi.

B. Tahapan Kegiatan Demonstrasi Kontekstual:

Tahapan Demonstrasi Kontekstual dirancang untuk memberikan kesempatan kepada CGP untuk menunjukkan pemahaman yang telah dimilikinya terhadap keseluruhan materi pembelajaran. 

Melalui tahapan ini, CGP akan diberikan kesempatan untuk merenungkan materi yang telah dipelajari dalam modul ini dengan menerapkan konteks lokal atau situasi yang relevan dengan pengalaman dan lingkungan sekolah yang dikenalinya.

Dalam tahapan ini, CGP diharapkan dapat mengaitkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya dengan pengalaman dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam lingkungan sekolahnya. 

Hal ini akan memungkinkan CGP untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya secara kontekstual dan relevan dengan situasi nyata. 

Dengan demikian, tahapan Demonstrasi Kontekstual akan menjadi wadah yang efektif bagi CGP untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam konteks praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Apa saja unsur yang diperlukan oleh CGP dalam mengelola dilema etika dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? 

Dalam konteks ini, kesempatan tersebut meliputi melakukan wawancara dengan pimpinan atau kepala sekolah mengenai praktik pengambilan keputusan yang telah dilakukan di sekolah asal CGP dan juga di lingkungan lainnya. Hasil dari wawancara ini akan dianalisis oleh CGP berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam modul ini. 

Hasil analisis yang diperoleh oleh CGP akan digunakan sebagai refleksi terhadap praktik pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etika yang telah dilaksanakan di sekolah asal CGP serta di sekolah-sekolah lain dalam lingkungan CGP.

C. Tugas Wawancara dengan Pimpinan/ Kepala Sekolah

Tugas wawancara dengan pimpinan atau kepala sekolah bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang praktik pengambilan keputusan yang telah dilakukan dalam lingkungan tersebut. CGP diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan, termasuk salah satunya adalah kepala sekolah dari sekolah asalnya sendiri.

Hasil wawancara ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana praktik pengambilan keputusan telah dilakukan, terutama dalam kasus-kasus di mana nilai-nilai kebajikan bersinggungan atau dilema etika yang kompleks. 

CGP kemudian akan menganalisis praktik pengambilan keputusan dilema etika yang dilakukan oleh para pimpinan yang diwawancarai, serta mengaitkannya dengan pengetahuan yang dimilikinya tentang paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian yang telah dipelajari.

Setelah melakukan analisis, CGP akan merefleksikan hasil wawancara tersebut, baik dalam bentuk video, audio, atau tertulis. Hasil refleksi tersebut akan menjadi wadah untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana praktik pengambilan keputusan dilema etika dilakukan dalam lingkungan sekolah dan bagaimana pengetahuan yang dimiliki CGP dapat diterapkan dalam konteks nyata.

D. Panduan Wawancara:

1. Bagaimana Anda mengidentifikasi kasus dilema etika atau bujukan moral selama ini?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama dalam kasus di mana terdapat dua kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan?
3. Apa langkah-langkah atau prosedur yang biasa Anda lakukan selama ini?
4. Apa yang Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika?
5. Apa tantangan yang Anda hadapi dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika?
6. Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal khusus dalam menyelesaikan kasus dilema etika?
7. Apakah ada seseorang atau faktor-faktor tertentu yang membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika?
8. Apa pembelajaran yang Anda dapatkan dari pengalaman Anda dalam mengambil keputusan dilema etika?

E. RINCIAN KEGIATAN WAWANCARA

Wawancara dilakukan di lingkup kerja CGP, yakni SMP Negeri 1 Sumedang, bersama bapak kepala sekolah, Drs. Edeng Sutarya, M.M.Pd. pada hari Senin, 12 Februari 2024. Berikut adalah kutipan hasil wawancara:

Calon Guru Penggerak (CGP): "Selamat pagi, Pak/Ibu Kepala Sekolah. Terima kasih telah menyediakan waktu untuk melakukan wawancara ini. Saya sangat bersemangat untuk berdiskusi mengenai pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika di lingkungan sekolah."

Kepala Sekolah: "Selamat pagi juga, CGP. Tentu, saya senang bisa berbicara dengan Anda mengenai hal ini. Mari kita mulai wawancara."

Pertanyaan:
CGP: "Bagaimana Anda mengenali kasus dilema etika atau bujukan moral?"

Kepala Sekolah: "Untuk mengenali kasus dilema etika atau bujukan moral, kami biasanya memperhatikan situasi di mana harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar tetapi bertentangan."

CGP: "Bagaimana proses pengambilan keputusan di sekolah Anda ketika terdapat dua kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan?"

Kepala Sekolah: "Proses pengambilan keputusan di sekolah kami melibatkan musyawarah, pertimbangan matang, dan penekanan pada skala prioritas."

CGP: "Apa langkah-langkah atau prosedur yang biasa Anda ikuti dalam situasi tersebut?"

Kepala Sekolah: "Langkah-langkah yang biasa kami ikuti meliputi pengumpulan fakta-fakta relevan, musyawarah dengan pihak terkait, dan pengambilan keputusan setelah pertimbangan matang."

CGP: "Menurut Anda, apa yang paling efektif dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika?"

Kepala Sekolah: "Kami percaya bahwa musyawarah dan pertimbangan matang merupakan hal yang paling efektif dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika."

CGP: "Apa saja tantangan utama yang Anda hadapi saat mengambil keputusan dalam kasus dilema etika?"

Kepala Sekolah: "Tantangan utama yang kami hadapi adalah ketika harus memprioritaskan keputusan di antara kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan."

CGP: "Apakah Anda memiliki jadwal khusus atau tatakala dalam menyelesaikan kasus dilema etika?"

Kepala Sekolah: "Kami tidak memiliki jadwal khusus, namun penyelesaian kasus dilema etika disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan kepentingan."

CGP: "Apakah ada orang atau faktor-faktor tertentu yang membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika?"

Kepala Sekolah: "Orang-orang yang membantu kami dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika adalah komite sekolah, orang tua/wali murid, dan pihak yang terlibat langsung dalam situasi tersebut."

CGP: "Apa pelajaran utama yang Anda dapatkan dari pengalaman Anda dalam mengambil keputusan dilema etika?"

Kepala Sekolah: "Pelajaran utama yang kami dapatkan adalah pentingnya musyawarah, kolaborasi, dan cara berpikir berbasis rasa peduli dalam mengambil keputusan dilema etika."

CGP: "Terima kasih banyak, Pak/Ibu Kepala Sekolah, atas kesempatan ini. Saya sangat menghargai diskusi yang telah kita lakukan. Semoga informasi yang saya bagikan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengambilan keputusan di lingkungan sekolah."

Kepala Sekolah: "Terima kasih juga, CGP. Saya mengapresiasi waktumu untuk berbagi pengalaman dan pandangan Anda. Semoga kita dapat terus berkolaborasi untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan di sekolah ini."

Wawancara kedua dilakukan di SMP Negeri 9 Sumedang, bersama kepala sekolah, Ibu  Tuti Sutarsanah, S.Pd.M.Pd. Berikut adalah hasil wawancara:

Wawancara dengan Ibu Tuti Sutarsanah, M.Pd., Kepala Sekolah
Prolog:

Pewawancara: Selamat pagi, Ibu Kepala. Terima kasih atas waktunya untuk wawancara hari ini.

Kepala Sekolah: Selamat pagi. Sama-sama, senang bisa berbagi pengalaman. Silakan, apa yang ingin ditanyakan?

Pewawancara: Fokus kita hari ini adalah tentang pengambilan keputusan etis dalam lingkungan sekolah. Sebagai kepala sekolah yang berpengalaman, saya ingin tahu bagaimana Ibu menangani situasi dilema etika. Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama:

Pertanyaan:

1. Bagaimana Ibu mengenali kasus dilema etika atau bujukan moral?

Kepala Sekolah: Ada beberapa tanda yang bisa membantu kita mengenali dilema etika, seperti:

1. Adanya dua pilihan yang sama-sama menarik dan mengandung nilai kebaikan.
2. Adanya rasa keraguan dan kebimbangan dalam memilih salah satu pilihan.
3. Adanya potensi konsekuensi negatif dari setiap pilihan.
4. Adanya rasa tidak nyaman atau perasaan bersalah saat memilih salah satu pilihan.
Contoh:

Ketika seorang siswa berprestasi ingin mewakili sekolah dalam dua lomba yang diadakan pada waktu yang sama.

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan di sekolah Ibu ketika terdapat dua kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan?

Kepala Sekolah: Di sekolah kami, kami memiliki tim khusus yang terdiri dari guru, staf, dan orang tua murid untuk membahas kasus dilema etika. Tim ini akan:

1. Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari semua pihak yang terlibat.
2. Menganalisis setiap pilihan dengan seksama dan mempertimbangkan konsekuensinya.
3. Membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai sekolah dan prinsip-prinsip etika.
4. Mengkomunikasikan keputusan kepada semua pihak yang terlibat dengan jelas dan terbuka.


3. Apa langkah-langkah atau prosedur yang biasa Ibu ikuti dalam situasi tersebut?

Kepala Sekolah: Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya kami ikuti:

a. Identifikasi semua pihak yang terlibat dan kepentingan mereka.
b. Kumpulkan semua informasi yang relevan.
c. Analisis setiap pilihan dengan mempertimbangkan nilai-nilai sekolah dan prinsip-prinsip etika.
d. Buat keputusan dan komunikasikan kepada semua pihak yang terlibat.
e. Evaluasi hasil keputusan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.


4. Menurut Ibu, apa yang paling efektif dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika?

Kepala Sekolah: Menurut saya, yang paling efektif adalah dengan:

a. Melibatkan semua pihak yang terlibat dan mendengarkan pendapat mereka dengan seksama.
b. Mempertimbangkan nilai-nilai sekolah dan prinsip-prinsip etika.
c. Membuat keputusan yang adil dan tidak memihak.
d. Menjelaskan alasan di balik keputusan dengan jelas.


5. Apa saja tantangan utama yang Ibu hadapi saat mengambil keputusan dalam kasus dilema etika?

Kepala Sekolah: Beberapa tantangan utama yang saya hadapi adalah:

1. Memastikan semua pihak merasa didengarkan dan dihargai.
2. Membuat keputusan yang adil dan tidak memihak.
3. Menjaga kerahasiaan informasi sensitif.
4. Menangani emosi yang kuat dari pihak yang terlibat.


6. Apakah Ibu memiliki jadwal khusus atau tatakala dalam menyelesaikan kasus dilema etika?

Kepala Sekolah: Kami tidak memiliki jadwal khusus, tetapi kami berusaha untuk menyelesaikan kasus dilema etika secepat mungkin. Biasanya, kami akan menyelesaikan kasus dalam waktu 1-2 minggu.

7. Apakah ada orang atau faktor tertentu yang membantu Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika?

Kepala Sekolah: Ya, ada beberapa orang dan faktor yang membantu saya dalam pengambilan keputusan, seperti:

a. Tim khusus yang terdiri dari guru, staf, dan orang tua murid.
b. Nilai-nilai sekolah dan prinsip-prinsip etika.
c. Konsultasi dengan ahli etika atau pihak eksternal lainnya.
d. Pengalaman pribadi dan intuisi.


8. Apa pelajaran utama yang Ibu dapatkan dari pengalaman Ibu dalam mengambil keputusan dilema etika?

Kepala Sekolah: Dari pengalaman saya, saya belajar bahwa:

1. Tidak ada solusi yang mudah dalam kasus dilema etika.
2. Penting untuk selalu mempertimbangkan semua aspek dan konsekuensi dari setiap pilihan.
3. Penting untuk tetap tenang dan objektif saat mengambil keputusan.
4. Penting untuk belajar dari pengalaman dan terus meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan.

Pewawancara: Terima kasih, Ibu Kepala, atas berbagi ilmu dan pengalaman yang sangat berharga. Pengetahuan ini tentunya akan sangat berguna bagi para calon Guru Penggerak dalam menghadapi dilema etika di masa depan.

Kepala Sekolah: Sama-sama. Semoga bermanfaat.

E. REFLEKSI WAWANCARA

1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Jawaban:

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMPN 1 Sumedang dan SMPN 9 Sumedang, proses pengambilan keputusan mereka sangat terstruktur. 

Mereka memulainya dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh sekolah. Setelah itu, mereka melakukan diskusi dengan seluruh komponen sekolah untuk mendapatkan sudut pandang yang beragam dan memperoleh informasi yang komprehensif.

Keputusan yang diambil oleh kepala sekolah cenderung mengedepankan kepentingan siswa secara bijaksana dan bertanggung jawab. Mereka menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, seperti yang diajarkan dalam modul 3.1. Ini mencakup pemahaman tentang empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dasar penyelesaian masalah dilema etika, serta langkah-langkah konkret dalam proses pengambilan keputusan.

2. Apakah terdapat persamaan atau perbedaan dalam hasil wawancara dengan 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai? Apakah ada hal yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, dan mengapa demikian? Apa yang membuatnya berbeda?

Jawaban:

Berdasarkan hasil wawancara yang saya pelajari, terdapat persamaan dan perbedaan menarik dalam hasil wawancara dengan 2  pimpinan tersebut. Berikut beberapa poin yang saya temukan:

Persamaan:

1. Identifikasi masalah: Para pemimpin memulai proses dengan mengidentifikasi masalah dan dilema etika yang dihadapi.
2. Diskusi dan musyawarah: Mereka melibatkan seluruh komponen, seperti staf, dan orang tua dalam diskusi dan musyawarah untuk mendapatkan berbagai perspektif dan solusi.
3. Keputusan berpihak pada stakeholders: Keputusan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan terbaik stakeholders dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika.
4. Kebijaksanaan dan tanggung jawab: Keputusan dibuat dengan bijaksana dan bertanggung jawab, dengan menimbang konsekuensi dan dampaknya bagi semua pihak.


Perbedaan:

Pendekatan dan strategi: Terdapat variasi dalam pendekatan dan strategi yang digunakan para pemimpin dalam mengatasi masalah. Beberapa lebih mengedepankan diskusi terhadap stakeholders, sementara yang lain lebih fokus pada analisis masalah secara runtut dan lengkap berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian keputusan.

3. Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Jawaban:

Rencana ke depannya, kedua pimpinan sekolah tersebut, saat menghadapi dilema etikaakan mengambil beberapa langkah. Mereka dapat mengevaluasi keputusan mereka dengan kode etik, serta mempertimbangkan pertanyaan mendasar etika. Langkah-langkah ini membantu memastikan keputusan memenuhi standar etika. 

Dilema etika sering terkait dengan tanggung jawab publik dan kepentingan pribadi. Para pemimpin harus mengukur perilaku mereka terhadap kode etik, dan menanyakan pertanyaan mendasar seperti, "Apakah ini etis?" Dengan mempertimbangkan nilai etika, kepatuhan pada kode etik, dan pertanyaan mendasar, pimpinan dapat menghadapi dilema etika secara efektif dalam pengambilan keputusan.

4. Bagaimana cara Anda akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika di lingkungan Anda, terhadap murid-murid Anda, dan rekan guru Anda? Kapan Anda akan menerapkannya?

Jawaban:

Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam setiap dilema etika yang timbul, baik dengan murid maupun rekan guru. Langkah-langkah termasuk mengenali nilai-nilai yang bertentangan, menentukan pihak yang terlibat, mengumpulkan informasi relevan, mengidentifikasi pilihan, mengevaluasi sesuai nilai etika, memilih pilihan terbaik, bertindak sesuai pilihan, merefleksikan keputusan, dan belajar dari pengalaman. 

Langkah-langkah ini penting dalam situasi seperti pelanggaran etika, keputusan yang mempengaruhi murid, atau rekan guru. Saya juga akan menawarkan bantuan langkah-langkah ini kepada rekan guru yang menghadapi dilema etika untuk memastikan keputusan sesuai dengan standar etika dan integritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun