Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ecobrick adalah Langkah Sederhanaku dalam Menjaga Lingkungan dari Limbah Plastik

10 Januari 2024   08:48 Diperbarui: 10 Januari 2024   08:49 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ecobrick (Tribun Jabar - Tribunnews.com)

Siapkan Botol Plastik Bekas:
Mulailah dengan menyiapkan botol plastik bekas yang masih dalam kondisi baik. Botol ini akan menjadi wadah utama untuk menampung sampah plastik padat.

Isi dengan Sampah Plastik Padat:
Kumpulkan sampah plastik padat seperti kantong plastik, bungkus makanan, dan tutup botol. Isilah botol plastik dengan berbagai jenis sampah plastik ini. Pastikan untuk mengompres sampah secara baik sehingga botol terisi secara padat.

Padatkan Sampah Plastik:
Gunakan benda tumpul seperti tongkat atau pemadat khusus untuk mengompres sampah plastik di dalam botol. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa sampah plastik terkompres dengan baik dan memberikan kepadatan yang optimal.

Dalam membuat ecobrick, perlu diingat bahwa jenis sampah plastik yang digunakan harus bersih dan kering untuk menghindari pertumbuhan bakteri atau jamur di dalamnya. Kreativitas juga dapat diaplikasikan dengan menambahkan warna atau dekorasi pada ecobrick untuk memberikan sentuhan personal.

Kisah Inspirasi tentang Ecobrick

Orang-orang dari berbagai belahan dunia telah menginspirasi melalui upaya mereka dalam mengurangi limbah plastik melalui penggunaan ecobrick. Di Indonesia, seorang pemuda berhasil mengumpulkan lebih dari 10.000 ecobrick dalam setahun. Dengan mengambil sampah plastik dari rumah, sekolah, dan lingkungannya, ia menggunakan ecobrick tersebut untuk membangun kursi-kursi taman yang sekarang menjadi fasilitas umum di sekitarnya.

Di Filipina, seorang perempuan membangun rumahnya dengan menggunakan ecobrick sejak tahun 2017. Melalui ketekunan dan kesungguhan, rumahnya hampir selesai dibangun, menjadi bukti nyata bahwa ecobrick dapat menjadi bahan konstruksi yang andal. Di Indonesia, sebuah komunitas membangun sekolah menggunakan ecobrick pada tahun 2020. Sekolah tersebut sekarang menjadi tempat pembelajaran bagi anak-anak di lingkungan tersebut, menciptakan ruang pendidikan yang ramah lingkungan.

Kisah-kisah ini mencerminkan bahwa ecobrick adalah solusi yang efektif dalam mengelola limbah plastik dan menciptakan produk yang bermanfaat. Melalui partisipasi dalam pembuatan ecobrick, individu dapat turut serta menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Organisasi lingkungan memberikan sejumlah rekomendasi terkait penggunaan ecobrick. Pertama, ecobrick harus terbuat dari sampah plastik padat, seperti kantong plastik, bungkus makanan, dan tutup botol. Penting juga untuk memadatkan ecobrick dengan baik agar tidak mudah hancur dan tetap dapat digunakan sebagai bahan konstruksi. Selain itu, penggunaan ecobrick sebaiknya dilakukan secara bijak, menghasilkan produk yang bermanfaat seperti kursi, meja, atau dinding.

Contoh produk yang dapat dibuat dari ecobrick meliputi kursi, meja, dinding, rumah, bangku, pot bunga, bangku taman, dan pagar. Dengan mematuhi rekomendasi tersebut, kita dapat memastikan bahwa ecobrick yang dihasilkan memiliki dampak positif tanpa menimbulkan masalah lingkungan. Melalui penggunaan kreatif dan bertanggung jawab terhadap ecobrick, kita dapat membantu mengurangi limbah plastik dan membangun masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

#Pemanfaatan Energi Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun