Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

9 Oktober 2023   16:56 Diperbarui: 9 Oktober 2023   16:57 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif (Dok. Pribadi)

5. Penerapan Segitiga Restitusi dalam Penyelesaian Masalah
Dalam mengatasi masalah di kelas, seorang guru yang memegang peran manajer dapat mengimplementasikan segitiga restitusi. Pendekatan ini terdiri dari tiga tahap penting: pertama, menstabilkan identitas siswa; kedua, mengakui dan memvalidasi tindakan yang salah; dan ketiga, menggali keyakinan yang mendasarinya. 

Tujuan dari pendekatan ini adalah menciptakan siswa yang lebih mandiri, bertanggung jawab, dan mampu mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan memungkinkan perkembangan pribadi yang positif.

Keterkaitan materi budaya positif dengan materi sebelumnya adalah bahwa dengan menjalankan budaya positif di sekolah, kita dapat mempermudah tercapainya tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan yang berpihak pada murid dan bersifat menuntun pertumbuhan. Budaya positif dapat membantu mewujudkan nilai-nilai guru penggerak, seperti berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif.

Salah satu perubahan yang saya alami adalah dalam memahami motivasi perilaku manusia, di mana saya mulai menghindari pemberian hukuman atau penghargaan berlebihan untuk meminimalisir motivasi eksternal pada murid. Selain itu, saya juga telah mulai menggunakan posisi kontrol sebagai manajer dalam menangani masalah.

Yang perlu diperbaiki adalah memastikan bahwa keyakinan sekolah atau kelas sepakat dan dijalankan bersama, serta meningkatkan kolaborasi antara sekolah dan orang tua murid untuk menerapkan budaya positif di luar lingkungan sekolah.

Dalam perjalanan menuju budaya positif di sekolah, kami, para guru penggerak, berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, dan berpihak pada murid, sesuai dengan visi kami. Ini adalah langkah awal menuju perubahan positif di dunia pendidikan.

Terima kasih telah membaca artikel ini, dan semoga budaya positif terus berkembang di sekolah-sekolah kita. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun