Dirimu adalah apa yang kamu tonton -Jerry Mander
Halo semuanya! Pernahkah kalian merasakan ketika menonton film religi, hati menjadi lebih tenang dan dekat dengan Sang Khalik? Betul kan? Oleh karena itu, tak heran jika film religi semakin populer di kalangan masyarakat yang sedang mencari kedamaian batin dan ingin mendekatkan diri dengan Tuhan.Â
Di artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana film religi dapat menjadi jalan bagi kita untuk mendekatkan diri pada Sang Khalik. Jadi, ayo kita mulai eksplorasi bersama-sama!Â
Di permulaan artikel, saya cantumkan sebuah quotes. Sengaja saya simpan di awal, sebagai reminder. Bahwa, ya memang kualitas kita, disadari atau tidak. Pada akhirnya sangat ditentukan oleh kualitas tontonan kita.
Kualitas diri ditentukan oleh kualitas tontonan?
Awalnya, frasa dirimu adalah apa yang kamu tonton dinyatakan oleh Jerry Mander, seorang aktivis lingkungan dan penulis buku "Four Arguments for the Elimination of Television" pada tahun 1978. Meski demikian, ungkapan tersebut kini kerap kali dikutip dan digunakan dalam konteks yang berbeda-beda untuk menggambarkan bagaimana media visual dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak manusia.
Mander, J. dalam bukunya yang berjudul Four Arguments for the Elimination of Television mengatakan bahwa pernyataan "kamu adalah apa yang kamu tonton" sebagai bagian dari kritiknya terhadap media televisi pada tahun 1970-an. Menurut Mander, televisi sebagai media visual memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara pandang dan perilaku manusia.Â
Ia menyoroti bahwa gambar-gambar yang disajikan dalam program televisi dapat memengaruhi cara manusia berpikir, merasakan, dan bertindak. Oleh karena itu, Mander berpendapat bahwa tontonan televisi yang dikonsumsi seseorang dapat membentuk identitas dan karakter seseorang secara tidak langsung, sehingga "kamu adalah apa yang kamu tonton". Â
Kualitas seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, namun menurut beberapa pendapat, salah satu faktor yang berpengaruh adalah apa yang ia tonton. Pernyataan "kamu adalah apa yang kamu tonton" sering diungkapkan untuk menggambarkan bahwa media visual yang kita saksikan dapat mempengaruhi cara pandang, merasakan, dan bertindak kita.
Bila seseorang menghabiskan waktu menonton tayangan yang tidak bermutu, seperti acara realitas yang vulgar atau film dengan adegan kekerasan yang ekstrem, hal tersebut dapat memengaruhi pandangan dan perilaku mereka secara tidak langsung.Â