Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ketika Film Religi Menjadi Jalan Mendekatkan Diri pada Sang Khalik

5 April 2023   03:45 Diperbarui: 5 April 2023   03:52 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi film religi para pencari tuhan jilid 16 (Banjarmasin post Tribun)

Dirimu adalah apa yang kamu tonton -Jerry Mander

Halo semuanya! Pernahkah kalian merasakan ketika menonton film religi, hati menjadi lebih tenang dan dekat dengan Sang Khalik? Betul kan? Oleh karena itu, tak heran jika film religi semakin populer di kalangan masyarakat yang sedang mencari kedamaian batin dan ingin mendekatkan diri dengan Tuhan. 

Di artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana film religi dapat menjadi jalan bagi kita untuk mendekatkan diri pada Sang Khalik. Jadi, ayo kita mulai eksplorasi bersama-sama! 

Di permulaan artikel, saya cantumkan sebuah quotes. Sengaja saya simpan di awal, sebagai reminder. Bahwa, ya memang kualitas kita, disadari atau tidak. Pada akhirnya sangat ditentukan oleh kualitas tontonan kita.

Kualitas diri ditentukan oleh kualitas tontonan?

Awalnya, frasa dirimu adalah apa yang kamu tonton dinyatakan oleh Jerry Mander, seorang aktivis lingkungan dan penulis buku "Four Arguments for the Elimination of Television" pada tahun 1978. Meski demikian, ungkapan tersebut kini kerap kali dikutip dan digunakan dalam konteks yang berbeda-beda untuk menggambarkan bagaimana media visual dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak manusia.

Mander, J. dalam bukunya yang berjudul Four Arguments for the Elimination of Television mengatakan bahwa pernyataan "kamu adalah apa yang kamu tonton" sebagai bagian dari kritiknya terhadap media televisi pada tahun 1970-an. Menurut Mander, televisi sebagai media visual memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara pandang dan perilaku manusia. 

Ia menyoroti bahwa gambar-gambar yang disajikan dalam program televisi dapat memengaruhi cara manusia berpikir, merasakan, dan bertindak. Oleh karena itu, Mander berpendapat bahwa tontonan televisi yang dikonsumsi seseorang dapat membentuk identitas dan karakter seseorang secara tidak langsung, sehingga "kamu adalah apa yang kamu tonton".  

Kualitas seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, namun menurut beberapa pendapat, salah satu faktor yang berpengaruh adalah apa yang ia tonton. Pernyataan "kamu adalah apa yang kamu tonton" sering diungkapkan untuk menggambarkan bahwa media visual yang kita saksikan dapat mempengaruhi cara pandang, merasakan, dan bertindak kita.

Bila seseorang menghabiskan waktu menonton tayangan yang tidak bermutu, seperti acara realitas yang vulgar atau film dengan adegan kekerasan yang ekstrem, hal tersebut dapat memengaruhi pandangan dan perilaku mereka secara tidak langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun