Pernahkah kamu merasa lemas dan tidak memiliki gairah untuk melakukan aktivitas. Bahkan, untuk sekedar melangkahkan kaki ke dapur untuk mengambil segelas air hangat? Otak terasa blank, tidak bisa berpikir jernih, kepala terasa berat, dan merasa tidak menemukan solusi atas masalah yang tengah dihadapi.Â
Namun, pemicu dari semua hal tersebut, bukan karena kekurangan energi, belum makan, atau sedang mengurangi asupan makan. Melainkan pikiran yang merasa capek, dan seakan terkuras.
Gawatnya, keadaan tersebut akan muncul di saat kita sedang fokus-fokusnya menuntaskan sebuah pekerjaan yang secara mental agak berat, dan harus tuntas dalam jangka waktu yang agak lama. Umpama, menyelesaikan sebuah proyek pembangunan yang mandek dan menimbulkan banyak silang sengketa, menangani peserta didik yang sukar diatur dan selalu membangkang, atau menghadapi masalah rumah tangga yang sukar untuk dibenahi.
Jika kamu mengalami kondisi seperti di atas. Maka, secepatnya harus dilakukan tindakan. Bila tidak, maka kamu akan kehilangan produktivitas dan waktu yang sangat berharga. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode untuk set ulang otak kita, agar kembali pada keadaan semula.
Set ulang atau reset otak
Kalimat ini, mungkin belum tentu familiar di telinga kita. Karena, umumnya yang direset itu adalah barang-barang elektronik seperti handphone, komputer, laptop, dan lain-lain. Lha ini otak manusia yang direset, bagaimana caranya? Itulah, kira-kira yang akan muncul di benak kita semua.Â
Reset dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai set ulang sebuah benda atau piranti teknologi yang sudah berada dalam kondisi kurang optimal atau mandeg saat dioperasikan. Reset atau set ulang otak dapat diartikan sebagai sebuah metode untuk mengembalikan kembali keadaan otak kita kepada keadaan semula. Dimana saat itu, otak kita masih segar, belum terlalu banyak pengaruh negatif. Baik dari gadget, pikiran negatif, dan paparan berita-berita hoaks yang membuat kita stress.
Hal ini perlu dilakukan, mengingat otak kita juga memiliki kapasitasnya masing-masing. Meskipun, otak kita adalah buatan Tuhan Yang Maha Esa. Tentu saja, tidak luput dari kerusakan, ya. Apalagi bila kita kurang menjaganya dengan baik. Membiarkan otak dipenuhi oleh sampah-sampah emosi dan limbah pikiran yang negatif.Â
Banyak sekali hal yang dapat mengurangi dan merusak kinerja otak kita. Salahsatunya adalah paparan konten pornografi dan pornoaksi yang berseliweran di media sosial tanpa bisa dikendalikan. Sedangkan, menurut penelitian, bila seseorang sudah kecanduan menonton tayangan pornografi. Maka, untuk menyembuhkannya sangat susah. Bahkan, lebih sulit daripada menyembuhkan kecanduan-kecanduan lainnya. Umpama, kecanduan narkoba dan zat-zat terlarang.
Fungsi otak bagi kehidupan manusia