Gerimis ibarat sepotong rindu
Bila kau sedih ia menjadi hujan lebat
Tak ubahnya jendela dalam bilikmu
Bila kau marah ia akan patah
Di dalam suara hujan ada puisi
Saat kau tersenyum ia menjadi pelangi
Tak ubahnya air di bening matamu
Saat kau berdoa ia kan menyapa
Bukankah gerimis ibarat diksiÂ
Seperti sketsa tanpa cat dan kanvas
Kau luruh untuk bersimpuh
Dengan luka dan amukan badai
Dikatakan atau pun tidak
Gerimis adalah rindu
Dalam bait dan larik-larik
Seperti gelombang yang setia pada laut
Dalam hujan ada kertas
Ujung pena dan tanda baca
Dalam catatanku yang sunyi
Kau selipkan petir dan pengabaian
Inilah monumen rindu kitaÂ
Bila kau sedih ia akan menjadi batu
Tak ubahnya seperti Simfoni dalam gitarmu
Bila kau marah ia pun pecah
Sumedang, 9 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!