Peserta didik saat ini, ternyata ada yang menyukai gaya belajar dengan cara tidak duduk di kursi secara formal, dan menulis di atas meja seperti pada umumnya. Saya menemukan peserta didik yang terlihat lebih nyaman belajar dengan sistem lesehan, yakni duduk di lantai beralaskan tikar yang dibuat dari plastik bekas bungkus kopi, hasil prakarya buatan mereka.Â
Dengan santai, mereka duduk di atas tikar, sambil rebahan, selonjoran, atau berbaring dengan posisi telungkup. Suasana belajar seperti itu mengingatkan mereka pada suasana rumah yang homey. Jadi, mereka menganggap kelas itu bukan lagi sebagai bangunan persegi dengan luas antara 10 meter x 10 meter, yang mengurung mereka dalam keheningan dan suasana yang kaku. Tapi, mereka menganggap kelas sebagai rumah kedua yang memberikan kenyamanan seperti di rumah.
Mendengarkan musik
Saat saya sedang mengajar, setelah beres menjelaskan, ada latihan soal yang harus dikerjakan secara berkelompok. Ada peserta didik yang menghampiri dan bertanya, mimik dia seperti agak ragu-ragu, mungkin takut saya tidak akan mengijinkan.Â
"Bu, boleh tidak mengerjakan tugas ini sambil mendengarkan musik dari hand phone?"Â
Saya mengangguk sebagai bukti persetujuan, "Dalam pelajaran Ibu, boleh kok kalian mengerjakan sambil mendengarkan musik. Asal volumenya dikecilkan."
Dengan belajar sambil mendengarkan musik, ternyata mereka terlihat sangat menikmati proses belajar. Suasana di kelas pun tidak bising. Karena, pada akhirnya mereka tidak lagi ribut atau asyik mengobrol. Tapi, mereka fokus pada tugas, sembari menikmati musik yang diputar secara perlahan.
Bersenandung
Ketika ada peserta didik yang belajar sambil mendengarkan musik yang diputar secara pelan. Hal tersebut menjadi pemantik bagi peserta didik yang lain untuk ikut bersenandung menyanyikan lagu tersebut.Â
Saat berkeliling memantau kelompok yang sedang berdiskusi dan menuliskan jawaban soal. Ada suasana yang terasa berbeda pada perasaan saya, tatkala melihat peserta didik begitu serius menikmati proses belajar, dengan suasana yang santai dan bersahabat. Hubungan guru dan peserta didik, tidak lagi terasa sebagai relasi formil. Melainkan hubungan antara manusia yang saling belajar satu sama lain.
Berdiskusi di meja guru