Maka, dapat dimengerti secara ekonomis Betawi dijadikan sebagai tempat tujuan bagi orang-orang untuk mencari nafkah. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Jakarta kini menjadi kota metropolitan bahkan megapolitan. Kota ini menjadi magnet bagi semua masyarakat yang berada di seluruh penjuru Indonesia.
Kata tapi menunjukkan pertentangan, bahwa bukan ke Betawi. Kewajiban perempuan itu bukan mencari nafkah. Kata selanjutnya adalah salaki artinya suami, lawan katanya istri.
Secara istilah, peribahasa awewe tara cari ka Batawi, tapi cari ka salaki memiliki makna bahwa perempuan tidak perlu pergi jauh untuk mencari nafkah, cukup dengan mengabdi kepada suami saja.Â
Berdasarkan peribahasa ini, kedudukan perempuan sudah jelas tergambar. Bahwa perempuan tugasnya bukan mencari nafkah, tapi mengabdi kepada suami.
Diferensiasi peran
Pada jaman dahulu, diferensiasi peranan atau pembedaan peran terjadi dalam masyarakat Sunda. Suami sebagai kepala keluarga, memiliki tugas untuk memimpin keluarga dan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup semua anggota keluarga.Â
Sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga, harus tinggal di rumah, bertugas mengurus rumah, anak-anak, dan memastikan bahwa kebutuhan makan-minum anggota keluarga tercukupi.
Kedudukan perempuan dalam bidang ekonomi diibaratkan sebagai bendahara saja, yakni mengelola uang yang diberikan suami. Lalu, dengan uang itu, istri membaginya ke dalam beberapa pos kebutuhan.Â
Dari mulai kebutuhan dapur, pendidikan, rutin bulanan, dan lain-lain. Untuk semua hal yang termasuk kebutuhan tersebut, istri harus dapat memastikan bahwa uang yang didapat suami cukup untuk hidup selama satu bulan.
Karena, kedudukannya sebagai pengatur uang saja, maka perempuan tidak memiliki kuasa penuh untuk memakai uang tersebut bagi kebutuhan pribadinya.Â