Sehingga dengan hak-hak istimewa tersebut, status sosial dari anak yang dilahirkan garwa padmi pun lebih tinggi dan memiliki otoritas yang kuat dalam pertalian darah antara dia dengan ayahnya. Namun, dalam hal hak waris. Baik warisan yang berhubungan dengan kekayaan dan harta benda, maupun kekuasaan. Juga dalam hak memperoleh pendidikan, antara anak dari garwa padmi dan selir sama-sama memperoleh hak yang sama.
Garwa padmi sebagai istri yang memiliki kedudukan tinggi dan diutamakan, juga bisa lebih dari satu orang, bisa dua, tiga, bahkan empat orang garwa padmi. Menurut sejarah, pada jaman dahulu raja di Jawa Tengah Selatan, memiliki empat orang garwa padmi dan beberapa puluh selir.
 Sesungguhnya, hal ini sudah biasa terjadi, dan bukan hal yang luar biasa. Karena, pada jaman dahulu, memiliki banyak perempuan di istana. Baik sebagai garwa padmi, istri utama atau permaisuri. Maupun selir atau garwa ampeyan merupakan suatu prestise dan kebanggaan.
Mampu melayani kebutuhan suami dengan paripurna
Kata lainnya yang biasa digunakan untuk menyebut istri dalam bahasa Sunda, adalah kata 'geureuha'. Artinya masih sama yaitu istri, perbedaannya kata 'geureuha' memiliki rasa bahasa yang halus, digunakan saat berbicara dengan kalangan ningrat di masyarakat Sunda. Umpamanya, "Waktos anjeunna mangkat ka Mekkah, geureuhana ge ngiring nyarengan." (Saat dia pergi ke Mekkah, istrinya pun ikut menemani.)
Dalam hasil penelitian Dr. Susi Yuliawati, M.Hum., yang mengkaji penggunaan nomina yang melambangkan perempuan pada Majalah Mangle. Diperoleh hasil bahwa kata-kata yang menunjuk makna perempuan tersebut mengalami pergeseran makna.
Citra perempuan sebagai 'geureuha' pada tahun 1958-1965 ditampilkan sebagai istri yang tugas utamanya adalah memenuhi kebutuhan biologis laki-laki yang menjadi pasangannya. Masih menurut penelitian ini, kata 'pamajikan' sebagai sinonim dari istri masih secara konsisten menampilkan sosok perempuan Sunda sebagai istri dengan peran tradisionalnya dalam keluarga. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H