Aku sudah bosanÂ
Membaca puisi duka lara
Ceritanya itu-itu saja
Bila bukan ratapan
Mungkin raunganÂ
Â
Lagu patah hatiÂ
Berkelindan dengan kesepian
Simponi dari nuansa ditinggalkan dan kehilangan
Apalagi setelah itu?
Jeritan piluÂ
Rinaian air mata
Luka nestapaÂ
Bercokol dalam dada
Siapa yang sudi
Menangis semalam suntuk
Hingga sisakan bulatan hitam di ujung mata
Untuk sebuah puisi saja
Hati-hatilah! dengan bacaanmu!
Kata-kata putus asa
Bantai habis semangat dan gelora jiwa
Hingga pijar asa
Padam sebelum dinyalakan
Bila tidak ada penyair yang membuatnya
Biarlah aku saja!
Aku akan membuat sebuah puisi bahagia
Janjiku entah kepada siapa
Cukup lama
Aku merenung dalam hening
Telunjuk menukik di atas kening
Tidak memberi ruang bagi aktivitas lain
Otak sedang berfikir keras
Mencoba merangkai kata
Untuk menyusun sebuah puisi
Dengan substansi bahagia
Langkah pertama
Kukumpulkan kata dalam sebuah cawan ide
Banyak juga kutemukan
Bahagia, gembira, senang, tawa, riang, ceria
Setelah itu
Kembali aku termenung
Frasa menjadi tumpul
Ingatan pun berkemul
Kata-kata berlarian
Berkejaran dengan satu-dua tanda baca
Rinai hujan di luar rumah
Tawarkan aroma kantuk yang lekat
Puisi bahagia itu selesai dalam angan-angan
Ah, sudahlah
Ternyata susah menulis puisi dalam keadaan bahagia
Sumedang, 06 Juni 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!