Teringat kata-kata Pak Ustad saat saya kecil dahulu, kala pulang mengaji dari surau. Bahwa barang siapa yang memberikan makanan kepada orang yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan, maka bagi orang tersebut memiliki pahala seperti orang yang berpuasa. Dengan tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.
Oleh karena itu, pagi-pagi sekali saya belanja di Abang sayur. Rencananya hari ini, saya akan memasak dan membuat nasi bungkus dengan menu sederhana saja untuk dibagikan. Sehabis dzuhur, secepatnya saya memasak nasi. Lauk untuk teman santap nasinya, saya siapkan dan siangi dulu, yaitu ayam goreng, cumi asin bumbu cabe hijau, dan tumis bihun dan kentang. Menunya agak kurang nyambung, ya dengan sajian table manner. Tapi, ya hanya sebegitu lah kemampuan saya dalam memasak. Mohon dimaafkan, ya.
Berikut adalah video kegiatan saya hari ini, saat berbelanja, memasak, dan berbagi makanan.
Tepat pukul 3.00, semua masakan sudah siap. Nasi dan lauknya sudah dieksekusi menjadi beberapa bungkus. Hanya sedikit sih sebenarnya. Tapi, yang penting ada niat untuk berbagi. Begitu gumam hati saya.
Bada Ashar, suami mengajak jalan-jalan ke luar. Ngabuburit gitu. Tiba di Pacuan Kuda, ternyata ada pasar malem. Ya, sudah saya memanjakan diri, naik carousel. Maklum, masa kecil belum pernah kesampaian naik yang seperti itu. Jadi, kata suami, "Sok dicoba, mumpung ada, asal tahan malu saja.Â
Puas naik wahana di pasar malem, saya membagikan nasi bungkus yang sudah dipersiapkan dari rumah tadi. Ada rasa bahagia, yang terselip di hati. Saat orang yang kita bagi, mau menerima dan berterima kasih. Ternyata, bahagia itu sederhana, ya. Selamat berbuka. (*)
#Samber 2022 hari 3
#Samber thr
#Bukber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!