Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar dari Filosofi Ikan Salmon: Sibuklah! Agar Kamu Tetap Hidup

27 Februari 2022   19:23 Diperbarui: 7 Maret 2022   00:30 5163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sibuk menulis | Pexels.com/Sam Lion

Segala yang ada dalam kehidupan kita ini. Sejatinya mereka tidak pernah diam, stagnan, bahkan berhenti. Semua terus berdetak, melangkah, bahkan berlari. 

Coba kamu lihat sekeliling, adakah yang hanya duduk mencangkung, bertopang dagu? Meski ada yang berlaku seperti itu, hatinya pastilah terus bergerak, berbicara dengan nuraninya. 

Bukan hanya mahluk hidup yang terus bergerak dalam hidupnya. Masalah pun yang pada hakikatnya berupa hal abstrak dan tak kasat mata, tetap bergerak. Entah, ke arah yang lebih baik, atau sebaliknya.

Dalam ilmu Fisika, definisi gerak adalah berubah tempat, posisi, atau kedudukan. Bisa hanya sekali, dua kali, maupun berkali-kali. Bergerak bisa ke berbagai arah. 

Tidak hanya melangkah maju, bisa juga mundur, naik, turun, maju-mundur, dan naik-turun. Gerak juga tidak terbatas sekedar perubahan fisik, tapi juga bisa perubahan hati, rasa, dan pikiran.

Gerak bisa dipengaruhi oleh dua hal, internal dan eksternal. Internal, bila gerak itu dipengaruhi oleh rangsangan otak yang ada di dalam diri kita. Berupa keinginan untuk melakukan sesuatu, dan tidak melakukan sesuatu. 

Termasuk gerak eksternal jika ada rangsangan dari luar berupa keadaan alam seperti angin, hujan, dan lain-lain. Perubahan hati, perasaan, dan pikiran juga dapat disebabkan oleh pendapat orang lain, bahan bacaan, tontonan, dan lain-lain.

Sibuk, maka otak berfungsi baik

Dilansir dari cnnindonesia.com, bahwa bergerak karena sibuk melakukan aktivitas. Baik aktivitas di rumah, maupun di tempat kerja, ternyata berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih baik. Terutama pada kerja memori, penalaran, dan kosa kata.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan jurnal Frontiers di Aging Neuroscience diperoleh hasil bahwa menjadi sibuk sudah menjadi fakta kehidupan modern saat ini. 

Ternyata, orang yang melaporkan tingkat kesibukkan sehari-hari yang lebih besar, cenderung memiliki kognisi yang lebih baik. 

Dalam bidang kesehatan mental, dokter pun menyarankan agar pasien yang menderita depresi untuk tetap sibuk bergerak dan beraktivitas sebagai terapi pengalihan perhatian dari kondisinya.

Ilustrasi sibuk |Pexels.com/George Milton
Ilustrasi sibuk |Pexels.com/George Milton

Orang yang menjadikan kesibukan, bergerak, dan aktivitas sebagai gaya hidup mereka, mentalnya lebih sehat, memiliki kesempatan untuk belajar lebih luas dalam berbagai situasi. 

Hal ini sebagai salahsatu cara untuk 'menemukan' diri mereka. Selain itu, bermanfaat juga dalam menghasilkan rangsangan pada kognisi mereka. 

Dengan kata lain, orang yang mengisi hidupnya dengan kesibukkan akan lebih bahagia, sehat mentalnya, dan memiliki kecerdasan kognitif lebih baik dibanding orang yang mengisi hari-harinya dengan rebahan, mager, dan scroll media sosial.

Walaupun, tidak bisa ditampik bahwa kondisi terlalu sibuk juga dapat menyebabkan stress akut. Oleh karena itu, para ahli dan dokter menyarankan agar sibuk itu memiliki tingkatan-tingkatan yang baik, jangan terlalu tinggi dan menimbulkan beban mental. 

Wajar-wajar saja, ya. Agar kamu tidak terjebak dalam kesibukkan yang mengganggu kesehatan mental. Tips berikut dapat kamu terapkan dalam aktivitas keseharian kamu.

1. Di dalam satu minggu, tentukan bahwa 4-5 hari adalah hari kerja kamu. Di dalam hari-hari tersebutkan tuntaskan semua pekerjaan di kantor atau di rumah, jangan ada yang tertunda. 

Selesaikan hari itu juga, pegang teguhlah prinsip bahwa apa yang dapat dikerjakan hari ini, maka kerjakanlah, jangan menunggu esok atau nanti. Karena, hari esok adalah hari yang lain. Tentu saja, akan ada tugas yang lain lagi.

2. Dari ke-5 hari kerja tersebut, pilih satu hari tersibuk untuk menyelesaikan satu tugas yang dianggap berat. Umpama, hari Jum'at karena biasanya pada hari ini, aktivitas kantor agak senggang. Janjilah pada diri sendiri, untuk menuntaskan tugas tersebut, hari itu juga.

3. Tentukan hari me time, umpama hari Sabtu. Sehari tersebut, luangkanlah waktu untuk bebaskan diri dari target. Nikmati me time dengan menyenangkan dan tanpa beban. 

Secangkir teh hangat dan kudapan manis di sore hari adalah bentuk me time yang lumayan asyik juga. Tapi, bila kamu berencana ke luar rumah. Pilih tempat me time yang tidak terlalu jauh dari rumah. Agar kondisi badan kamu tetap fit, dan tidak terkuras di perjalanan.

4. Minggu adalah hari keluarga, hadirkan waktu yang berkualitas penuh kehangatan di hari ini. Nikmatilah memasak bersama di rumah, olah raga santai seperti jalan-jalan keliling komplek, berburu kuliner di pasar kaget, atau sekedar nonton film kesayangan bersama keluarga.

Nah, keempat hal tersebut akan membuat hari-hari kamu sibuk. Namun, sibuk yang sehat bagi badan dan mental kamu. Karena, ada saat di mana kamu terbebas dari target. 

Aktivitas di masa pandemi

Aktivitas masyarakat di masa pandemi, tentu saja akan berbeda dengan waktu sebelum pandemi. Karena, terdapat beberapa aturan dan batasan terkait mobilitas, kerumunan, dan keramaian. 

Dilansir dari databoks.katadata.co.id, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Ipsos, bahwa aktivitas fisik masyarakat Indonesia menurun selama pandemi. Hal tersebut, disebabkan karena masyarakat dihimbau untuk berada di rumah saja.

aktivitas-fisik-mayoritas-masyarakat-indonesia-menurun-selama-pandemi-covid-19-by-katadata-621b547b31794951412d22a2.png
aktivitas-fisik-mayoritas-masyarakat-indonesia-menurun-selama-pandemi-covid-19-by-katadata-621b547b31794951412d22a2.png

Sumber : Databoks.katadata.id

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa, 35 % responden menyatakan aktivitas fisiknya menurun. 11 % responden bahkan mengakui jika mereka tidak melakukan aktivitas fisik selama berada di rumah. 31 % responden menyatakan aktivitas fisik mereka tidak berubah meski hanya berada di rumah. Sisanya 20 % responden mengaku jika aktivitas mereka menjadi lebih banyak ketika berada di rumah.

Menulis, salah satu aktivitas yang bermanfaat

Jika kamu merasa aktivitas fisik menurun gara-gara pandemi. Bahkan, tidak memiliki aktivitas sama sekali. Maka, menulis dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan dari sekian aktivitas. 

Menulis dalam bentuk apa saja, diary, karya sastra, artikel atau apapun. Dengan menulis, kamu akan mendapatkan beberapa manfaat positif bagi kehidupan kamu.

ilustrasi menulis |pexels.com/Anthony Skhraba
ilustrasi menulis |pexels.com/Anthony Skhraba

1. Menulis sebagai aktivitas berfikir, umpamanya menulis artikel opini. Kamu akan ditantang untuk berfikir tentang suatu permasalahan, mencari solusi, membahasnya, mencari data, fakta, berita, dan bukti yang relevan terkait tulisan kamu. 

Dengan melakukan kegiatan tersebut, kamu akan semakin cerdas, memiliki wawasan yang luas, dan nyambung ketika diajak ngobrol oleh siapa saja. Tidak planga-plongo. Bila kamu tidak percaya, coba saja dulu. Kamu akan tercengang melihat hasilnya.

2. Menulis akan membuat kamu realistis dalam bersikap, tidak reaktif, dan mampu memetakan masalah. Dengan menuangkan perasaan, gagasan, ide, opini, dan hal-hal yang kamu inginkan di dalam sebuah tulisan. 

Kamu akan berdialog dengan diri sendiri. Menimbang baik-buruk, menakar pantas-tidak, kamu akan memetakan poin-poin dari masalah kamu. 

Dengan demikian, sikap kamu dalam menghadapi sebuah masalah, akan lebih realistis dan rasional, tidak meledak-ledak atau reaktif. Karena, kamu telah melepaskan semua perasaan negatif tersebut di dalam tulisan.

3. Menulis sebagai aktualisasi diri, dengan menulis kamu telah menunjukkan eksistensimu kepada dunia. Apalagi, jika tulisan kamu dipublikasikan. Maka, seperti kata pepatah, "Dengan membaca kamu tahu dunia, dengan menulis dunia tahu kamu".

Nah, menarik bukan? dengan menulis, dunia akan mengenal kamu, akan membaca tulisan-tulisanmu. Ketika, kamu sudah tiada di dunia ini. Tulisan-tulisan yang bermanfaat, dibaca dan diamalkan banyak orang akan menjadi pahala jariyah bagi kamu di akhirat kelak. Selain itu, meskipun kamu telah meninggal, namamu akan tetap harum dan dikenal orang. Maka, menulislah agar kamu dikenang dalam sejarah.

4. Menulis akan menghasilkan finansial, diakui atau tidak mendapatkan imbalan berupa uang dari tulisan yang telah kamu buat adalah sebuah kebahagiaan. 

Meskipun, bukan sebagai tujuan dari menulis. Namun, jika tulisan kamu dihargai dengan finansial. Itu akan membuat semangat menulis kamu berlipat-lipat. 

***

Itulah, 4 keuntungan dari aktivitas menulis. Dapat dijadikan sebagai gaya hidup kamu. Agar hidup kamu penuh warna, aktivitas yang beragam, meningkatkan kognisi sehingga kamu akan bertambah smart dan percaya diri. 

Meskipun, di masa pandemi. Karena, menulis adalah sebuah gerakan yang memadukan beragam anggota tubuh, panca indra, dan tentu saja pikiran. 

Sehingga, dengan kesibukkan tersebut kamu akan terhindar dari hal yang sia-sia, umpama scroll media sosial, belanja online, dan kepo akan hidup orang lain.

Filosofi ikan salmon

Kamu pasti sudah tahu ikan salmon, kan? biasa ditemui dalam sushi. Orang Jepang sangat menyukai makanan organic, yang masih hidup dan segar, baik sayuran, buah-buahan maupun ikan, begitu juga dengan ikan salmon. 

Karena, harga ikan salmon yang masih hidup sangat mahal, dibanding ikan salmon yang dibekukan memakai es. Oleh karena itu, para nelayan memutar otak mencari ide, agar bisa menjual ikan salmon yang masih hidup ke restoran-restoran. 

Dilansir dari bintangtop.com, tercetuslah ide yang amat brilian dan out of the box dari para nelayan tersebut, yaitu memasukkan ikan hiu kecil ke dalam kolam wadah ikan salmon yang akan dijual. 

Hasilnya, seluruh ikan salmon yang ada dalam wadah menjadi aktif dan bergerak ke sana ke mari, untuk menyelamatkan diri dari gigitan hiu kecil. Dampaknya, sangat menggembirakan hati para nelayan. Karena, jumlah ikan salmon yang mati sangat sedikit, jauh dibanding saat tidak ada ikan hiu kecil dalam kandang mereka.

ilustrasi ikan salmon dan ikan hiu |islampos.com
ilustrasi ikan salmon dan ikan hiu |islampos.com

Banyak hikmah yang dapat kamu ambil dari cerita tersebut, pertama bertahan hidup dengan aktif bergerak dan menghadapi masalah akan menjadikan kamu kuat dan tetap hidup. 

Sedangkan, diam dalam kenyamanan dan ketenangan akan membuat kamu banyak dihinggapi penyakit, sehingga lama-lama kamu akan meninggal karena gaya hidup yang terlalu enak. 

Kedua, dengan terus maju dan bergerak menghadapi setiap masalah, kamu akan lebih berpengalaman, makin dewasa, dan kuat. Ketiga, jangan menunggu kesempatan, tapi carilah peluang, maka daya kreatifitasmu akan terus hidup. Keempat, jangan terlena dalam kenyamanan yang sudah diraih, karena akan mematikan potensi kekuatan terbesar kita.

Nah, sibuklah! teruslah bergerak dalam setiap aktivitas kehidupan kamu. Gerakkan fisik, pikiran, lisan dan hati, agar kamu tetap hidup. 

Gerakkan fisik dengan olah raga, bekerja di rumah, memasak, bertani, mengasuh anak agar tubuh menjadi lebih sehat, terhindar dari berbagai penyakit. Tetaplah menggerakkan pikiran dengan menulis, agar kamu tidak pikun. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun