Kebiasaan menyimpan barang-barang bekas
Saya, dan mungkin beberapa ibu-ibu yang lain. Memiliki sebuah kebiasaan, yang menurut hemat saya adalah kebiasaan yang baik, ya. Mengapa, karena saving itu memiliki konotasi positif, kan?Â
Ada menyimpan uang, alias menabung, menyimpan emas alias investasi, menyimpan membeli tanah, rumah alias invest properti, asal jangan menyimpan kesedihan saja.Â
Kebiasaan menyimpan yang dimaksud adalah menyimpan barang-barang bekas seperti kantong plastik bekas belanja, bubble wrap pembungkus online, dan kardus-kardus bekas mie, susu, dan kotak makanan.Â
Ada beberapa alasan, saya melakukan hal tersebut, mungkin bagi ibu-ibu yang lain juga.
Pertama, merasa sayang kalau dibiarkan terbuang percuma. Lumayan kan kantong plastik dapat digunakan lagi. Apalagi kantong plastik bekas belanja di supermarket, kualitasnya lumayan bagus.Â
Sayang bangetlah kalau harus dibuang ke tempat sampah. Lebih berguna jika digunakan ulang. Umpama sebagai tempat sampah, mengantongi bekas diapers anak menjadi wadah untuk makanan yang akan diberikan kepada orang lain, umpama tempat keripik, pisang, dan lain-lain.Â
Kedua, alasan penghematan, bila harus beli kantong plastik, merogoh kocek lagi. Mending uangnya ditabung lah ya di celengan.Â
Bila kita membeli kantong plastik ukuran kecil saja berapa tuh, apalagi bila kita butuh kantong plastik yang besar, Rp 2.000 untuk satu biji. Bagaimana kalau butuh banyak?Â
Uang semua tuh yang harus dikeluarkan. Jika kita memiliki simpanan kantong plastik, kan tinggal ambil di laci, langsung bisa dipakai, praktis dan yang lebih penting hemat.
Tiga, bisa digunakan suatu saat nanti, umpama Anda suka menyimpan bubble wrap bekas pembungkus belanja online. Bisa tuh digunakan untuk alat bermain bersama buah hati, rileks banget bisa pencet-pencet bubble wrap, hati terasa puas mendengar suara cetesss! yang nyaring.Â