Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Februari

7 Februari 2022   13:58 Diperbarui: 7 Februari 2022   14:14 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kususun rintik-rintik gerimis pada hati

Menjadi catatan notasi rindu yang sendu

Dengan wadah tinta berisi luka-luka

Dalam trembesi berjelaga berwarna merah muda


Ku jejeri langkah mendung  dengan staccato

Menjadi sekumpulan pinta yang patah-patah

Dengan arkuh alam yang ritmis pedih

Dalam kotak musik yang bernyanyi tanpa lirik


Kutitip suara tetesan hujan yang kesal

Menjadi nada-nada sumbang yang melankolis

Dengan sekuntum mawar yang merah pucat

Dalam diary usang yang meminta tuk dibuang


Pada Februari kukalungkan sejuta frasa

Menjadi artikel romantisme yang indah untuk dibaca

Dengan wajah merona yang berkawan usia

Dalam hati muda yang selalu mengharap cinta


Sumedang, 7 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun