Ku koyak kalimat hingga tinggal serpihan kata
Kubagi kata menjadi tersisa hanya huruf saja
Aksara merintih dalam jeritan gerimis yang menari
Ia berkata, "Aku tidak mau tinggal bersedih dan sendiri"
Kisah duka seharian menempel alphabet-alphabet lara itu
Dalam mading kehidupan yang bercerita tapi membisu
Kata-kata ku-eja dalam gelap pekat rasa iba
Ia mengawan ke langit seperti hendak berkata, "Sampai jumpa"
Hari ini kata-kata mendikte-ku untuk menulis
Tuangkan kisah pilu, nostalgia dan lakon bau amis
Kini ku terbaring diatas dipan yang dilukis dengan darah
Saat abjad pun terhuyung dan bersiap tuk menyerah
Di malam yang sunyi lamun riuh dengan dengkuran
Satu demi satu huruf yang terserak memeluk kehampaan
Perlahan tapi pasti mereka seakan hendak menepi
Membentuk siluet cerita dalam wajah penuh ilusi
Sumedang, 24 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H