Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepi yang Terbebas

23 Januari 2022   11:35 Diperbarui: 23 Januari 2022   18:37 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sepi yang terbebas | bola.com

Dia diam melipat seribu kalimat di mulutnya
Hanya titik dan koma ia julurkan pada keriap kisah semesta
Senyum sembunyi dengan rahasia dalam setiap kerdipan netra
Apalagi empati dia buang jauh-jauh dari perbendaharaan kata di hidupnya

Sepi singgah di nyenyak kesabaran
Tawarkan riuh suara tabuh dari ceruk kesunyian
Aku menyambutnya dengan tinju kemenangan
Karena kini sepiku akan merdeka penuh kebebasan

Aku bosan berbicara dalam hati
Sesekali ingin ku berteriak dan kusuarakan kisah nurani
Meski mulutmu terkatup dan senyummu menepi
Aku tak bergeming dan tetap akan pergi

Wajahmu muram bertabur sendu
Saat ku ucapkan pamit pada keras kepala di pinggir ego-mu
Maap aku sudah selesai dengan masa lalu kataku
Kau membisu kulihat bening menetes di jantungmu

Aku juga ingin bahagia dan merdeka
Tanpa teriakan dan kata-kata perintah yang menyiksa
Jika terus bersama sepi yang merantai jiwa raga
Jantungku sebentar lagi kan berhenti tuk menyala

Kini matahari dan dunia merangkulku
Mendekap dalam keriap euphoria yang kelu
Aku keluarkan semua kekayaan jiwa yang terbelenggu
Hari ini sepiku bebas nikmati seribu lampu

Sumedang, 23 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun