Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa Sekuntum Bunga di Tepi Jalan

21 Januari 2022   12:51 Diperbarui: 21 Januari 2022   13:02 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bunga liar |piqsels.com

Bunga ini kuat dan indah sekali

bisikku pada diri yang rapuh dan tak berarti

Tapi, sayang dia tumbuh di pinggir jalan


Lalu tangan lembut penuh kasih ini membelai-nya

"Ikutlah denganku, agar kau lebih terawat."


"Apakah aku akan tetap kuat dan indah bersamamu?" Tanya bunga liar.

Aku tak menjawab, lalu mencabutnya dengan tenang.


Aku kagum pada ketabahannya hidup di jalanan

Panas-dingin, hujan-badai ia hadapi dengan tenang

Dia bahkan masih dapat bertahan untuk hidup diatas batu


Pada sekuntum bunga ini kutaruh harap

Dia akan beri hatiku kekuatan tuk bertahan dengan indah

Asa yang selalu mekar setiap hari seakan tak kenal kuncup

Namun, hari ini dalam pot dia terkulai mati bersama jiwaku


Sumedang, 21 Januari 2022


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun