Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tuliskan Cita-citamu dan Bagikan pada Semesta

17 Januari 2022   16:08 Diperbarui: 17 Januari 2022   16:31 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pencapaian cita-cita | ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id


Ungkapkan cita-citamu

Bagaimana rasanya, bila cita-cita yang Kompasianer utarakan waktu SMP, sekarang jadi kenyataan? Dengan wajah lugu dan kepolosan bocah, Anda berteriak penuh semangat, "Aku mau jadi Guru, Pak!" ketika pagi itu, wali kelas Anda bertanya tentang, "Apa cita-citamu, Nak?" yah, sebenarnya, mungkin itu hanya kalimat pemancing dan pemantik saja. Tiada maksud apa-apa dari wali kelas. Tidak juga dia tahu, bahwa kata-kata yang anda lontarkan saat itu, dengan kehendak Allah, kini Anda sudah diangkat jadi guru.

Padahal kata-kata itu, mungkin saja dulu Anda dan teman sekelas anggap hanya sebagai lelucon belaka, sebatas joke. Teman Anda yang pendiam bernama Tata mengatakan, "Ingin jadi polisi, Pak!", teman lainnya, yang kadang tidak dianggap di kelas, namanya Hedi mengacungkan tangannya dan berkata, sambil menunduk malu-malu, "Ingin jadi tentara, Pak!", dan teman Anda yang sanguinis dan suka melawak bernama Darso berkata, "Ingin jadi bandar jengkol, Pak!".

Karena, saat itu daerah tempat Anda tinggal adalah sebuah kampung dengan pohon jengkol yang tumbuh subur dimana-mana. Dan sekelas pun riuh-rendah menertawakannya.

Merasa lucu? ya ... bahkan pada saat itu, cita-cita menjadi tentara atau polisi bagi anak yang tinggal di kampung adalah sebuah ketidakmungkinan yang tak terbantahkan. Betapa tidak, listrik saja baru masuk di penghujung tahun 1997, dengan status desa IDT alias tertinggal.

Bagaimana bisa seorang anak buruh tani berhasil jadi guru, tentara bahkan polisi. Kalau jadi bandar jengkol sih mungkin saja. Bahkan, inilah pasti satu-satunya cita-cita yang akan tercapai, tanpa butuh ijazah dan tidak mesti berpendidikan tinggi.

Cita-cita bukan sekedar kata-kata 'kosong'

Ketika semua kata-kata yang diucapkan itu terpampang nyata di hadapan Anda. Barulah kita semua yakin, bahwa kata-kata memiliki kekuatan. Lihatlah, hari ini impian itu terbentang luas. Rumah megah nan indah bagai istana, dengan halaman bak taman kerajaan, Dengan bunga warna-warni, air mancur yang memancar bagai mutiara terkena kilauan matahari. Kendaraan yang bagus dan kuat, pekerjaan yang mapan, penghasilan yang besar, dan keluarga yang bahagia.

Hedi berhasil jadi tentara, sekarang dia tinggal di Aceh bersama istri dan anak-anaknya. Tata juga jadi polisi, tinggal di Bandung, bersama istri dan anaknya. Darso, yang waktu itu ucapannya jadi bahan tertawaan teman sekelas. Sekarang, dia sukses jadi bandar jengkol sesuai impiannya. Dua mobil bak terbuka dan satu mobil Avanza bertengger cantik di garasi rumahnya, dia mengepul jengkol dari para petani dan mengirimnya ke pasar-pasar di kota besar. Wow, amazing bukan?

Itulah, bukti betapa kuatnya kata-kata yang tertanam dalam pikiran kita. The Power of Cita-Cita memang benar adanya.

Karakteristik anak SMP

Menurut karakteristik dan perkembangannya, anak usia SMP pada umumnya adalah mereka yang berusia antara 13 sampai 15 tahun. Merupakan usia yang berada pada kelompok perkembangan usia remaja pada fase awal. Dalam menentukan karir dan minat, mereka yang sudah dibentuk sejak dini akan mudah didorong dan dimotivasi pada usia ini. Tapi, banyak juga remaja usia SMP yang belum mengenali kecenderungan minatnya dan masih mencoba berbagai hal.

Kehidupan orang-orang hebat dalam sejarah menunjukkan, pada usia remaja setingkat SMP anak-anak sudah secara matang mampu mengenali kemampuannya, matang secara keilmuan dan kepribadian.

Lihatlah teladan kita, KH. Hasyim Asy'ari, sejak anak-anak, bakat kepemimpinan dan kecerdasan beliau sudah tampak. Dalam usia 13 tahun, beliau sudah membantu ayahnya mengajar santri-santri yang lebih besar dari dirinya. Dalam usia 15 tahun beliau mengawali belajar ke pondok-pondok pesantren yang mashur di Jawa Timur.

Bercita-cita saat SMP sangat penting

Oleh karena itu, cita-cita bagi anak SMP sangatlah penting. Kenapa? Karena pada masa ini, ada perubahan pola berpikir, dari berpikir yang bersifat konkret (nyata) ke arah berpikir abstrak (tidak nyata).

Ketika kita SD, kalau berkata, benda yang diucapkan itu harus nyata adanya, bisa dilihat, diraba, diterawang ... eh, itu kan iklan layanan masyarakat tentang cara membedakan uang palsu dan asli ya. Contoh, kalau kita berbicara tentang pintu maka pintu itu harus jelas terpampang di depan mata. Begitu juga dengan kata jendela, sepatu, buku tulis, dan tas. ada dan nyata bendanya. Begitulah Cara berpikir anak SD.

Nah, beda lagi dengan cara berpikir anak SMP. Pada usia ini, mereka sudah mengarah pada berpikir secara abstrak, anak mulai memiliki imajinasi. Mereka mulai mengenal kata-kata abstrak seperti cinta, semangat, motivasi, kesedihan bahkan putus asa. Semua kata itu bersifat abstrak. tidak berwujud, tidak terlihat, dan tidak bisa dipegang. Termasuk cita-cita, benar kan?

Margaret thatcher -Perdana Menteri Inggris, mengatakan : "Kamu adalah apa yang kamu pikirkan, Apa yang kamu pikirkan akan mempengaruhi apa yang kamu katakan, dan apa yang kamu katakan akan mempengaruhi Apa yang kamu lakukan". jadi, berhati-hatilah dalam berpikir. So, positiflah berpikir tentang diri kita dan orang lain.

Jika pikiran kita positif, maka kata-kata yang terucap juga akan positif, jika kata-kata kita positif maka tingkah laku kita juga akan positif. Apa yang kita pikirkan baik ataupun buruk akan terekam dalam memori bawah sadar kita.

Dan kita tahu pasti bahwa, alam bawah sadar tidak bisa membedakan kata-kata positif atau negatif. Positif dan negatif akan sama pengaruhnya terhadap kata-kata dan tingkah laku kita. hati-hati Karena semua itu akan mempengaruhi jalan hidup kita, termasuk nasib kita di masa depan.

Dikala bangun pagi, daripada menguap yang tidak jelas, dan menandakan kemalasan. alangkah lebih baiknya katakan pada diri Anda bahwa hari ini adalah hari yang indah, cerah dan penuh semangat. Katakan pada diri bahwa anda sangat berharga, cerdas, penuh percaya diri, dan bertanggung jawab. Anda melakukan segala kegiatan dengan bahagia.

Definisi Cita-Cita

Apa sebenarnya cita-cita itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cita-cita adalah kata benda atau nomina, yaitu keinginan yang selalu ada di dalam pikiran. bercita-cita adalah verba atau kata kerja yaitu berkeinginan sungguh-sungguh. Mencita-citakan adalah menginginkan dengan sungguh-sungguh, membayangkan sesuatu kepada, menjadikan sebagai tujuan akhir.

Oleh karena itu, cita-cita harus jelas, agar kita fokus, terarah dan terencana dalam mewujudkannya. Boleh-boleh saja mungkin, bercita-cita menjadi orang berguna bagi nusa bangsa dan agama. tetapi, hal itu bersifat ambigu, memiliki arti yang kabur dan tidak jelas.

Di dalam Islam, ada hadis yang berkaitan dengan cita-cita yaitu Man Jadda Wajada, artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil. So, ikatlah cita-citamu hari ini. Gantungkan di langit Harapan setinggi-tingginya. Agar, ketika cita-citamu belum tercapai, dia akan jatuh ke atas bintang-bintang. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun