Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi Tanpa Ampas

11 Januari 2022   20:30 Diperbarui: 11 Januari 2022   20:43 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir kopi | tribunnews

I

Ekstraksi seperti apa yang kamu suka?

Dari secangkir panas kopi yang disajikan

Apakah latte diblend dengan espresso

Atau seperti selera-ku kopi hitam tanpa ampas

Kepulan asapnya baurkan aroma ke langit lepas


II

Katamu kau lebih suka kopi yang diproses dalam aeropress

Dengan tingkat keasaman yang tepat beraroma apel

Secangkir kopi hitam Americano lebih laki dan menantang

Dan kau sangat tidak suka affogato, terlalu childish ucapmu

Aku lihat Barista di sana, mengerling ala marketing


III

Aku suka secangkir kopi panas tanpa ampas

Sudah ku katakan padamu berkali-kali hingga tandas

Kau tahu chemex yang mematung di pojok itu

Dia akan menyaring ampas dan hasilkan secangkir kopi yang sangat bersih

Itu adalah sama seperti Americano-mu, jenis kopiku long black


IV

Kau tanya, kenapa aku suka kopi tanpa ampas?

Aku bilang hidup ini seperti secangkir kopi

Saat pahit dan manis menyatu dalam kehangatan

Dan saat proses penyatuan itu terjadi

Aku ingin bersih dan murni tanpa ampas


V

Banyak filosofi dari secangkir kopi ucapmu

Ku lihat kau menaburkan tatapmu jauh ke awan 

Jangan terburu-buru dalam menjalani hidup

Seperti juga jangan terburu-buru katakan cinta

Nikmati saja apa adanya seperti meminum kopi


VI

Tidak! bantahku, hatiku menolak filosofi-mu

Bagiku kopi adalah minuman yang sangat jujur

Jika pahit dia akan katakan pahit, jika cinta katakan saja

Semanis apapun ekstraksi cinta yang kau tawarkan 

Memang kau bakal punya sisi pahit yang disembunyikan


VII

Secangkir kopi panas, apapun jenisnya

Dia tidak pernah memilih siapa penikmatnya

Karena di hadapan secangkir kopi kita semua sama

Berampas atau tanpa ampas itu hanya soal selera

Kau dan aku sama-sama memiliki rasa yang sama, meski suka kopi yang berbeda


Sumedang, Januari 2022


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun