I
Hari ini mendung teduhi langit kotaku
Awan hitam menggantung asa untuk segera gantungkan abjuÂ
Tas, jaket, dan laptop telah dikemas hangat di punggung
Ku hentikan angkutan kota depan sekolah berpacu dengan hujan yang turun satu-satu
Ah, aku sudah aman, lirih kuucap syukur untuk tahap pertama
II
Bersama bapak supir aku menggantang sepi
Kami sibuk dengan percakapan dalam hati
Ku lihat beberapa kendaraan jajari langkah dan mendahului
Pak sopir mungkin sibuk dengan jumlah setoran yang harus dikejar
Sedangkan aku? sama saja aku juga sibuk dengan daftar dosa-dosa
III
Tiba di ujung tatap, ku lihat hujan turun begitu deras
Pohon kersen dengan buah kecil ranum memerah melambai
Tidak ku sangka kendaraan ini berhenti tepat di bawah rimbunan kersen
Bapak sopir kembali ke alam sadar dan tersentak
"Maaf, Neng! mobilnya mogok, ... terpaksa harus turun di sini."
IV
Otakku terasa kaku, lidahku juga terasa kelu
Tak ada kata yang mampu terucap, mereka semua sembunyi
Hujan badai, uang tersisa satu lembar bergambar proklamator
Penumpang hanya diri dan jiwaku seorang diri
Tanganku tiba-tiba saja sibuk menggapai recehan, namun nihil
V
"Gak apa-apa, Neng! gak usah bayar, maaf tidak sampai ke tujuan."
Bapak sopir dengan keriput dan pasi di wajahnya berucap penuh ketulusan
Empati dan simpati di mata tuanya terpancar indah penuh ketulusan
Suaraku tercekat di tenggorokan
Satu lembar berwarna merah itu, tercekat di kepitan telunjuk dan ibu jari
VI
Butiran hujan terasa kasar menghantam punggung
Sebuah keinsyafan memukul nuraniku
Betapa hati yang indah itu tidak memandang rupa dan harta
Seulas senyum tulus penuh keikhlasan lahir dari jiwa yang sederhana
"Kang, titip Mbak ini ke Jatihurip." Seru bapak sopir
VII
Dari angkutan yang ku tumpangi bersama rintik hujan dan rintihan anginÂ
Tatapku mengabur beradu dengan linangan air mata
Sosok bapak tua dengan background rimbunan kersen dan buahnya yang memerah
Seulas senyum dan lambaian tangannya membuat keangkuhanku hancur
"Terima kasih, Bapak! Semoga Illahi membalas semua kebaikanmu."
Sumedang, dibawah guyuran hujan Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!