I
Kala pagi membuka mata, uapkan seni di kisah paling belakang
Pijar sang mentari mengintip di balik jendela kamar
Ku tatap kabut dan senyum bidadari cantik-ku
Dia mengigau di balik lelapnya, "Sup ayam!"
Inspirasi tiba-tiba saja berkeriap dalam otak betina-ku
II
"Bang, ayamnya dua puluh ribu saja, dipotong buat sup."
Suaraku menggelegar kalahkan bising mobil tetangga sebelah
seledri, bawang daun, lada, wortel parade goyang dalam kepala
Pagi berlari mengejar bayang-bayang sang surya dalam tiang jemuran
Semangatku membuat sup bagai pejuang kalahkan musuh
III
Warna biru dari api kompor membakar wajan
Didihkan air tumisan bawang merah, bawang putih, dan lada
Aromanya koyakkan lapar mengawan ke langit lepas
Tiba-tiba saja ketukkan di pintu depan pudarkan fokus-ku
Tergesa ku temui tetamu, dan sedikit basa-basi hiasi pagi
IV
Sepeminuman teh berlalu
Tanganku tergesa gailkan air sup di wajan tampak mendedah
"Tinggal masukkan potongan ayam, bumbu dan seledri." gumamku.
Lewat kerlingan mata, ku lihat beberapa kucing pesta pora
Sekantung daging ayam itu, oh Tuhan, habis tak bersisa
V
Sup hangat itu tetap terhidang, tentu saja tanpa potongan ayam
Anakku bertanya, "Ayamnya mana, Ma?" tatap matanya bening dan polos
Mengiris rasa bersalah dalam lapisan terdalam di hatiku
Dia menggantang kesal, tangannya terlipat di dada
Sup ayam pagi ini hadirkan kecewa mendalam di hatinya
VI
Pagi telah pulang, senja merayap di batang bambu depan rumah
Hatiku masih saja meratap, pada sup ayam yang gagal terhidang
Mencari-cari apa yang salah, kucingkah? atau tetamukah?
Tidak etis rasanya, nalar suciku tidak mengijinkannya
Jadi, aku lah yang bersalah?
VII
Ya, Rabb penguasa semesta alam, terima maafku
Hatiku merintih perih, apa dayaku hanyalah insan alpa
Niat hati ingin membuat anak bahagia, malah membuatnya lebih kesal
Di penghujung malam, aku tiba pada puncak kesadaran
Bahwa manusia hanya dapat berencana, Tuhan jua yang berkuasa mengabulkan
Sumedang, Di ujung lelah Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!