Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Ibu yang Menjahit Luka

29 Desember 2021   20:12 Diperbarui: 29 Desember 2021   20:16 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I

Dalam waktu sepeminuman teh

Suar dari tungku membumbung

Kujilat sesak yang tiba-tiba hadir

Isi relung kosong dalam cangkirku


Tak ada luka dalam file kenangan

Yang ku rekam tanpa jelak

Bergedik angin hempaskan aroma bunga

Kala Ibu usap punggung anaknya


Kata-kata sudah pulang

Yang tertinggal hanya tanda baca

Ibu tidak bisa lagi mengambil benang

Sudah tandas dibopong Sang pemberi luka


II

Hati sobek itu tidak sakit lagi

Ada benang putih yang tersulam dalam perih

Torehan luka itu tak lagi berarti

Selalu ada jarum untuk penawarnya


Air mata dalam telaga masih penuh

Walau bulan mulai pasi dan keriput

Tangan-tangan diksi lepaskan tanda seru

Menyuruh Ibu menjahit sekali lagi


Apakah matahari akan terbenam?

Didekap pelukan malam yang merah

Kau bilang luka itu kini bernanah

Lantaran Ibu menjahit tanpa betadine


III

Hati langit sudah kebas

Darah kering kini pucat

Obat itu bernama waktu

Luka lama kini sisakan parut


Bulan tidur dalam luka baru

Balutan perban sisakan sesal

Ibu membakar senyum di tungku

Teh aroma melati diseduh lagi


IV

Senja bertamu mengirim benang

Kali ini jarum marah ucapkan lelah

Dia lukai pamidangan yang terisak

Ibu hanya bisa mengusap dada


Maap, Nak! kali ini Ibu tak lagi bisa menjahit

Coretan takdir bukanlah luka

Bahagia-mu adalah tangis-mu

Kata-kata menjemput tanda baca


Aku kini berdiri diatas luka-ku

Jarum motivasi ku tancapkan dengan yakin

Ya, aku kini Ibu yang menjahit luka

Memori lalu dan luka anak-anakku


Sumedang, Ujung Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun