Dikisahkan , Resi Durna yang merupakan Guru para Pandawa memerintahkan Bima menemukan air suci Prawitasari.Â
Prawita berasal dari kata pawita yang artinya bersih, suci, sementara kata sari artinya inti. Prawitasari diterjemahkan sebagai inti dari ilmu kesucian.
  Air suci Prawitasari dikabarkan ada di hutan Tikbrasara, di lereng Gunung Reksamuka.
Kata tikbra sendiri artinya prihatin dan sara berarti tajamnya pisau. Jadi bisa diartikan untuk mencapai ketajaman batiniah harus dilalui dengan laku prihatin.
Di hutan Tikbrasara, Bima bisa mengalahkan 2 raksasa yang berusaha menghadangnya, yaitu Rukmuka dan Rukmala.
Kemenangan Bima ini melambangkan kemenangan Bima mengalahkan halangan atau godaan dunia.
Rukmuka merupakan godaan dunia berupa kelezatan menikmati makanan enak. Sedang Rukmala adalah godaan dunia berupa harta dan kemewahan.
Akhirnya Bima menyadari, Air suci Prawitasari adanya di dasar samudera. Yang bagi orang Jawa, samudera dihubungkan dengan samudera pangaksami. Bahwa orang yang baik, pastilah punya hati seluas samudera yang bisa memaklumi, memahami dan memaafkan kesalahan orang lain dengan lapang dada.
Saat perjalanan mengarungi samudera inilah Bima harus bertempur menghadapi ular naga raksasa yang situasinya menjadi ikon yang sangat viral sebagai patung Dewa Ruci.