Puasa ramadan telah memasuki hari ke berapa? Apakah selama ini pembaca dan kompasianer telah merencanakan untuk berbuka dengan berwisata kuliner ke tempat-tempat yang diidam-idamkan?Â
Atau sebaliknya malah menerapkan berbuka dengan hidup sederhana terencana?
Saya baru saja membaca status salah satu teman di Facebook yang berbuka dengan makanan enak di restoran -restoran yang cukup mewah. Tapi dilanjutkan dengan, kalau sahur tetap seadanya.
Sebenarnya, berbuka sesuai keinginan dengan berwisata kuliner sah-sah saja. Meski sebenarnya arti dari puasa itu sendiri artinya menahan.
Menahan dari hal yang sia-sia dan dilarang agama. Tapi menuruti keinginan saat berbuka, kembali mengerem saat sahur, mungkin suatu cara untuk menciptakan keseimbangan.
Bahkan mungkin cara ini merupakan implementasi dari hidup sederhana terencana. Tentunya jika apa yang kita lakukan itu diimbangi kesadaran dan kemampuan, sehingga tidak menggangu kesehatan finansial kita saat Ramadan.
Sayapun mungkin sebenarnya juga begitu. Merencanakan makanan berbuka sesuai keinginan, tapi tidak berlebihan dan tidak mengganggu stabilitas finansial.
Makanan sederhana yang saya sukai, biasanya merupakan makanan tradisional seperti :
1. Nasi Pecel
Entah kenapa, saat menikmati nasi pecel, meski lauknya cuma tempe, atau bahkan cuma rempeyek atau kerupuk puli, selalu terasa lezat. Mungkin karena sudah diniatkan untuk berbuka dengan hidup sederhana terencana, nasi pecel pun terasa nikmat.
Atau dasarnya memang saya suka, jadi lauk apa saja, tetap enak? Hehehe...