Matahari semakin tebar pesona. Siang telah menjelang. Perut meronta minta diisi. Pendakian menguras tenaga, perlu balasan menu bergizi. Lupakan perut buncit.Â
Tips mengatasi perut buncit sudah diulas dengan berolahraga. Apalagi olah raga mendaki gunung. Pastilah dijamin perut buncit cepat mengempis. Eh. .
Lupakan sejenak tentang perut buncit. Ini saatnya menikmati kuliner. Tadinya bakso menjadi pilihan. Di siang hari pastilah segar menyeruput gurih bening segarnya kuah bakso. Tapi ini di Ponorogo. Sayang kalau melewatkan satenya .
Sate ayam Ponorogo sangat terkenal dan legend. Sate ayam dengan irisan tipis melebar yang dicelup air gula dan bumbu rempah, saat dibakar menguarkan aroma yang sulit ditolak.
Tapi, tidak. Kali ini kita ingin mencicipi sate dan gule kambing Ponorogo yang tak kalah terkenal.
Jangan bilang berwisata kuliner di Ponorogo kalau belum mencicipi satenya. Baik sate ayam Ponorogo, maupun sate gule kambingnya.
Di sini, menikmati sate, biasanya dengan gule sekaligus. Kalau di tempat saya, biasanya orang menikmati sate dan gule sendiri -sendiri.
Mas Hendrik dan Mbak Lutfi merekomendasikan sate gule kambing dekat terminal Ponorogo.
Kami sih oke saja.
"Yang rame di dekat terminal Ponorogo, Pak!" Kata Mas Hendrik.