Aku berhenti di pasar Dungus. Tiba-tiba kepengin makan durian.
Kl di pasar biasanya murah. Tp kualitas entah.
Kupilih yg paling besar dan utuh. Mungkin gak sampai limapuluh.
"Berapa,Bu? Tanyaku.
"Tiga lima!" Weh...lebih murah dari dugaaku.
"Pasnya berapa,Bu? Masih juga aku nawar.
"Pas!" Ibunya kekeuh.
"Biasanya 25 boleh, kataku iseng.
"Tambahin 2 ribu. Td belinya 25. Biar saya dapat untung.
Kl alpukatnya?"
Lima belas.
"Biasanya 10 ribu. Kataku msh nawar.
Nggak boleh.
Ya sudah, sekilo saja.
Jadinya berapa, Bu?
"42!"
"Empat puluh saja ya!"
Nggak boleh.
Ya udah. Ada uang pas Bu kembaliannya?
"Ada.
Okelah.
Duriannya dibelah sekalian, Bu. Mau saya cicipi.
Nggak bisa!
Ya sdh.
Okelah.
"Ketela sama manggisnya sekalian,Bu!"
"Lha nanti yang makan siapa, wong saya cuma sendiri?"
"Begitu ya, Bu? Semoga selalu sehat ya,Bu. Terima kasih sudah dilarisi!"
"Sama-sama. Terima kasih doanya juga, Bu!"
Sampai di perjalanan, aku berhenti di pinggir sawah.