Sambil berjalan kami mengamati, sudah banyak tikar yang digelar para penjual makanan dan minuman.
Beberapa keluarga sudah duduk santai menikmati sejuknya alam sambil memesan makanan.Â
Suasananya memang sangat nyaman. Embun pagi masih bertahta, sementara mentari masih malu-malu menampakkan sinarnya.
Setelah puas menjelajah, kami duduk-duduk di tikar yang disediakan pedagang sambil memesan sate kelinci dan kopi gula aren.
Banyak lapak kuliner yang dibangun di pinggir-pinggir hutan pinus Nongko Ijo dengan menu beragam.
Saat berwisata ke sini, tak perlu membawa bekal. Cukup membawa bekal uang sudah cukup.
"Sekarang banyak pedagang kuliner ya, Bu. Mau pesan makanan apa saja ada!" Aku membuka percakapan dengan Bu Titin, yang menjual sate kelinci dan aneka kuliner lain.
"Iya, Bu. Alhamdulillah."
"Yang berjualan di sini siapa saja, Bu. Warga sekitar?"