"Ibu, sarapan dulu,ya!"
Ibu melirik bubur sumsum yang kubuat.Â
Kuletakkan sari wortel yang kuparut dan kusaring airnya. Maklum, tidak ada blender. Jadi kucoba memarut wortel dan menyaringnya. Kutambahkan sesendok madu untuk menambah citarasa.
"Disuapin ya,Bu!"Â
"Ibu makan sendiri saja. Masih bisa, kok!"Â
Kulihat ibu agak enggan menyuap bubur sumsum yang kubuat. Mungkin kincaunya terlalu encer.
"Ibu pengin bubur sumsum yang panas-panas ditaburi gula merah yang diiris halus,"
" Terus nanti gulanya meleleh, jadinya cantik bubur sumsumnya. Sepertinya lezat banget. Yang ini sudah dulu ya, Ibu rasanya mual!"
 Kata Ibu menyudahi suapan bubur yang hanya dinikmati beberapa sendok.
Aku hanya meringis. Tadi buburnya kubuat sendiri, dan gulanya kucairkan seperti kincau. Jadi bubur sumsumnya seperti bubur disiram kuah. Mungkin ibu kurang berkenan dan tidak berselera.