"Ketinggalan jaman! ".
"Kadaluarsa! "
" Wes ra model! "
Begitu celetukan para pedagang, dan juga sesama pengunjung yang tidak suka melihat kami masih bermasker.Â
Tapi kami santai saja. Kami memang biasanya masih bermasker saat bepergian jauh, meski sudah tidak ada wajib prokes.Â
Kami memaklumi orang yang tidak suka dan tidak paham manfaat bermasker.Â
Harusnya, saat saya tidak mengeluhkan sudah tidak ada orang yang bermasker, mereka juga tidak perlu komplain saat kami bermasker.Â
Tapi kini, imbas situasi sudah normal, saya dan suami tidak bisa menemukan gerobak siomay langganan kami. Tempatnya berubah jadi stand fashion.Â
Disyukuri saja, berarti mereka sudah kembali normal berjualan di sekolah seperti sebelum pandemi. Perekonomian telah pulih. Pulih lebih kuat.Â
Kami beralih ke penjual soto yang ramai pembeli.Â