Fiksi kuliner dan kuliner malam di sekitar Pasar Dolopo,(bukan) cerita akhir tahun.Â
Tahu telur.Â
Tahu telur ini saya kenal setelah saya tinggal di Jawa Timur. Tepatnya di Madiun. Madiun Kabupaten. Luar kota.Â
Teman saya biasa menyebut Madiun coret. Karena melewati rambu yang ada tulisannya Madiun, dan dicoret miring garis merah tebal. Artinya sudah berada di luar kota, hehehe..Â
Tahu telur, mungkin mirip kupat tahu, tapi bumbunya seperti rujak petis, dengan aroma petis yang samar. Kupatnya diganti lontong.Â
Ceritanya malam itu sekitar pukul 21.30 wib. Suami saya sedang kusyuk di depan laptop, dan saya asyik meliukkan jari pada keypad gawai.Â
Tapi entah kenapa, perut meronta minta diisi, padahal tadi sore sudah makan bakso. Ya gini ini perut ndeso.Â
"Mas! " Panggilku.Â
"Ehmmm...! " Jawab Si Ay (ayah, bukan ayang, hehehe) Sepertinya sambil terkantuk-kantuk lembur menulis nilai.Â
"Lapar, nggak? "
"Lapar kalau gratis! Kenyang kalau suruh bayarin! "